Page 77 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 MEI 2021
P. 77

kerja  sangat  merugikan  semua  pihak.  Tanpa  penanganan  yang  baik,  kampanye  tadi  bisa
              merusak kontribusi sawit terhadap negara. Padahal, peranan sawit telah terbukti menyerap 16
              juta  tenaga  kerja,"  ujar  Haiyani  Rumondang,  Direktur  Jenderal  Pembinaan  Pengawasan
              Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan RI.

              Pernyataan ini diungkapkannya dalam dialog webinar bertemakan "Bedah UU Cipta Kerja Bagi
              Sawit  Borneo  Berkelanjutan",  Kamis  (6  Mei  2021)  yang  diselenggarakan  oleh  Majalah  Sawit
              Indonesia dan Borneo Forum. Dialog ini dihadiri Joko Supriyono (Ketua Umum GAPKI) serta
              pembicara  lainnya  yaitu  Yuli  Adiratna  (Direktur  Bina  Pemeriksaan  Norma  Ketenagakerjaan
              Kemenaker  RI),  Nursanna  Marpaung  (Sekretaris  Eksekutif  JAPBUSI), dan  Sumarjono  Saragih
              (Ketua Bidang Ketenagakerjaan GAPKI).

              Ia  berpendapat,  UU  Cipta  Kerja  (Ciptaker),  harus  dipandang  positif  karena  memperbaiki,
              menyempurnakan, dan melindungi pihak pengusaha maupun pekerja. Sebab, UU Cipta Kerja
              menjawab  masalah  upah  rendah,  jam  kerja  panjang,  perlindungan  hak  pekerja,  buruh  kerja
              harian lepas, perjanjian kerja waktu tertentu, mencegah pekerja anak, dan melindungi pekerja
              perempuan  dari  tindakan  kekerasan.  Seluruh  persoalan  tersebut  kerap  kali  diangkat  untuk
              menyerang sawit.

              Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator
              Bidang Perekonomian RI menyebutkan sangat sepakat bahwa perubahan yang tertuang dalam
              UU Cipta Kerja idealnya disikapi positif oleh pelaku usaha dan pekerja. Implementasi regulasi
              akan meningkatkan daya saing Indonesia, kemudahan perizinan, dan membuka peluang ekspor.

              "UU Cipta Kerja akan meningkatkan keberterimaan produk sawit Indonesia di pasar global dan
              memperkuat citra positif kelapa sawit berkelanjutan. Termasuk dengan menerapkan kewajiban
              ISPO yang telah mengadopsi 12 target SDG's dari 17 target," jelasnya.

              Joko  Supriyono,  Ketua  Umum  Gabungan  Pengusaha  Kelapa  Sawit  Indonesia  (GAPKI),
              mengatakan, industri sawit selama tiga tahun terakhir menghadapi gempuran kampanye negatif
              yang berkaitan ketenagakerjaan. Kalau dulu, kampanye negatif memakai isu orang hutan dan
              lingkungan  tetapi  sekarang  isunya  beralih  pekerja  perempuan  dan  anak.  "Semakin  ke  sini
              serangan terhadap kampanye semakin spesifik. Sekarang, bukan lagi industrinya yang diserang.
              Melainkan perusahaan. menjadi objek kampanye negatif," ungkapnya.

              Joko  menyarankan  perlunya  memanfaatkan  UU Cipta kerja  untuk  memperbaiki  keadaan  dan
              meminimalkan resiko atas kampanye tersebut. Ada tiga prasyarat perlu dijalankan pelaku usaha
              untuk mengadopsi UU Cipta Kerja.

              Pertama,  pelaku  usaha  dan  pekerja  menyamakan  persepsi  terhadap  UU  Cipta  Kerja  dan
              peraturan pelaksana. Kedua, pembinaan hubungan industrial menjadi prioritas tidak ada pilihan
              lain bahwa pemberi kerja dan pekerja harus harmonis.

              Ketiga, pelaku usaha harus memperbaiki praktek ketenagakerjaan yang baik sesuai regulasi.
              Dalam konteks sustainability, maka aspek ketenagakerjaan menjadi penting sebagaimana diatur
              prinsip dan kriteria ISPO.

              Nursanna  Marpaung,  Sekretaris  Eksekutif  Jejaring/Serikat  Pekerja  Buruh  Sawit  Indonesia
              mengatakan  organisasinya  telah  membangun  kerjasama  yang  baik  dengan  GAPKI  semenjak
              2017 melalui serangkaian kegiatan seperti pelatihan dan workshop bersama di beberapa wilayah
              dan riset tentang pekerja perempuan bersama HUKATAN. [ipe].






                                                           76
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82