Page 209 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 MARET 2021
P. 209
BP Jamsostek dengan dana kelolaan Rp484,38 triliun merupakan investor institusional
dalam negeri yang dapat berperan dalam peningkatan pendalaman pasar finansial di
Indonesia.
Tidak ada salahnya seluruh stakeholder dapat menjaga momentum untuk menyongsong
pertumbuhan ekonomi pasca pandemik Covid-19.
Kesimpulannya, unrealized loss pada portofolio investasi saham BP Jamsostek berbeda
dengan kasus kerugian Jiwasraya. Unrealized loss BP Jamsostek adalah wajar sebagai
risiko wajar dari investasi saham di pasar modal dan bisa kembali untung saat pasar
kembali ke level sebelum pandemi.
"Jadi, kerugian portofolio saham BP Jamsotek masih di atas kertas yang wajar sebagai
risiko investasi, dan bisa kembali untung sejalan dengan membaiknya ekonomi setelah
Pandemi Covid-19. Unrealized loss ini tidak logis dikategorikan sebagai kerugian hasil
manipulasi yang berpotensi pidana. Lebih pada risiko bisnis yang sudah dikalkulasi
dengan baik," paparnya.
Kasus Penyidikan Saham BP Jamsostek, Ekonom: Itu Bagian Risiko Investasi Wajar
JAKARTA-Fenomena Unrealized Loss (UL) kini menjadi momok yang menakutkan karena
berpotensi menjadi ancaman kriminalisasi sehingga sangat mengkhawatirkan bagi dunia
investasi.
Hal ini muncul setelah Kejaksaan Agung (Kejagung) melakukan penyidikan terhadap
BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek). Beberapa bulan terakhir, masyarakat dikagetkan
dengan tuduhan kerugian tidak wajar yang berpotensi pidana pada UL portofolio saham
BP Jamsostek.
"Kerugian ini, terkesan dipaksakan, seolah sama dengan kerugian dalam kasus Jiwasraya
yang menghebohkan beberapa waktu sebelumnya.
Padahal, hasil kajian menunjukkan bahwa proses investasi portofolio BP Jamsostek
sudah prudent dan sesuai kaidah-kaidah investasi. Alokasi aset telah memperhatikan
aspek pengelolaan resiko yang relatif baik.
Secara garis besar, investasi dimulai dengan strategi mengalokasikan dana investasi ke
dalam beberapa kelas aset sesuai tujuan investasi, saham, reksadana, deposito, obligasi
dan bahkan properti serta penyertaan langsung," ujar Profesor Keuangan Investasi, IPMI
International Business School Roy Sembel dalam keterangan tertulisnya hari ini.
Dia menjelaskan, masing-masing kelas aset dilakukan strategi pemilihan sekuritas
(securities selection) atau manager investasi yang cocok dengan tujuan investasi.
Bahkan, dalam pemilihan manager investasi relatif ketat.
208