Page 143 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 DESEMBER 2020
P. 143

Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  menyebutkan,  salah  satu  aturan  turunan  yang
              sedang dibahas adalah Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang pengupahan. Direktur
              Pengupahan, Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga
              Kerja (Ditjen PHI JSK), Kemnaker, Dinar Titus Jogaswitani mengatakan, saat ini RPP tentang
              pengupahan masih dalam proses penyusunan oleh Dewan Pengupahan Nasional (Depenas).

              "Hari ini, sampai siang ini Depenas masih membahas RPP pengupahan. Nanti kalo udah siap
              akan  di  share  di  portal  (https://uu-ciptakerja.go.id/)  untuk  mendapatkan  tanggapan  dari
              stakeholder dan masyarakat," kata Dinar kepada Kontan, Senin (14/12).

              Sementara itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan,
              pihaknya  tidak  akan  memberikan  masukan  terhadap  RPP  tentang  pengupahan  tersebut.  Ia
              menyebut,  pasal  mengenai  formulasi  pengupahan  di  UU  Cipta  Kerja  merupakan  salah  satu
              gugatan dalam uji materi yang diajukan pihaknya ke Mahkamah Konstitusi (MK).

              "Tidak (memberi masukan). Dewan pengupahan dari KSPSI AGN, KSPI, dan KSBSI juga tidak
              ikut membahas RPP pengupahan," kata Said ketika dikonfirmasi, Senin (14/12).

              Direktur  Riset  Center  of  Reform  on  Economics  (CORE)  Indonesia,  Piter  Abdullah  Redjalam
              mengatakan, perlunya perspektif yang komprehensif dalam memandang keberadaan UU cipta
              kerja.  Ia  menilai,  adanya  UU  cipta  kerja  ini  akan  mampu  meningkatkan  investasi  masuk  ke
              Indonesia.  Masuknya  investasi  akan  menciptakan  lapangan  pekerjaan  yang  akan
              mengakomodasi kebutuhan calon pekerja dan pekerja.

              Meningkatnya  investasi  ini  juga  akan  memperbaiki  kondisi  dunia  usaha.  Jika  dunia  usaha
              membaik,  maka  pekerja  juga  yang  nantinya  akan  mendapatkan  penghasilan  yang  semakin
              membaik.

              "UU cipta kerja jelas ditujukan untuk melindungi, memberikan manfaat kepada masyarakat, baik
              itu  pekerja  maupun  calon  pekerja.  Baik  jangka  pendek  maupun  jangka  panjang,"  kata  Piter
              dalam sebuah webinar, Minggu (13/12).

              Seperti  diketahui,  sebelumnya  aturan  mengenai  formulasi  perhitungan  upah  minimum
              berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 78 tahun 2015 tentang Pengupahan. Formulasi
              pengupahan dalam PP tersebut memuat variabel pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Sedangkan,
              dalam UU nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Omnibus Law), formulasi perhitungan upah
              minimum memuat variabel pertumbuhan ekonomi atau inflasi.




























                                                           142
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148