Page 333 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 AGUSTUS 2020
P. 333

positive - Ristadi (None) Di situlah peran kami yakni memastikan perlindungan dan kesejahteraan
              pekerja.  Supaya  ketika  investasi  tumbuh  ekonomi  juga  tumbuh  tapi  tidak  mengabaikan
              kesejahteraan daripada pekerja



              Ringkasan

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN),  Ristadi  , mengatakan selama ini perlu
              ada pelurusan terhadap persepsi yang menyatakan bahwa  serikat buruh  atau serikat pekerja
              menolak total  RUU Cipta Kerja  .



              PRESIDEN KSPN SEBUT TIDAK ADA SERIKAT BURUH YANG MENOLAK TOTAL RUU
              CIPTA KERJA

              Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam  TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG  -
              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN),  Ristadi  , mengatakan selama ini perlu
              ada pelurusan terhadap persepsi yang menyatakan bahwa  serikat buruh  atau serikat pekerja
              menolak total  RUU Cipta Kerja  .

              Ristadi menegaskan, selama ini tidak ada serikat pekerja atau  serikat buruh  yang tidak setuju
              perizinan investasi dipermudah, pemangkasan birokrasi, serta biaya perizinan usaha yang rendah
              dan berkepastian waktu permohonan perizinan.

              "Jadi kalau kemudian ada yang menyatakan bahwa serikat buruh atau serikat pekerja menolak
              total  RUU  Cipta  Kerja,  saya  kira  ini  perlu  diluruskan.  Bahwa  RUU  Cipta  Kerja  ini  kan  juga
              mengatur tentang bagaimana perizinan dipercepat, pemangkasan birokrasi, dan perlindungan
              untuk UMKM. Tentu hal-hal seperti ini tidak kami tolak," ujar Ristadi dalam diskusi virtual bertajuk
              Melihat  Peluang  dan  Tantangan  RUU  Cipta  Kerja  yang  digelar  Injabar  dan  Pusat  Studi
              Administrasi Kebijakan Publik Universitas Padjadjaran, Jumat (28/8/2020).

              Ristadi mengatakan dalam klaster ketenagakerjaan  RUU Cipta Kerja  pun, terdapat klausul yang
              tidak  pernah  diungkap  ke  publik.  Yakni  terdapat  tiga  klausul  baru  yang  di  dalam  UU
              Ketengakerjaan Nomor 13 tahun 2003 belum diatur.

              Ristadi mengatakan tiga klausul baru dalam  RUU Cipta Kerja  yang disebut akan berdampak
              positif bagi pekerja, pertama adalah uang kompensasi untuk Pekerja Kontrak atau PKWT. Dalam
              UU yang berlaku sekarang, katanya, tidak ada pekerja kontrak yang terkena PHK atau habis
              masa kontraknya, yang mendapatkan kompensasi pesangon.

              "Yang mendapatkan kompensasi pesangon hanya pekerja yang dengan status pekerja tetap.
              Dalam  RUU Cipta Kerja  ini disebutkan soal aturan itu tenaga kerja kontrak akan dapat pesangon
              kalau terkena PHK," katanya.

              Kedua,  katanya,  disebutkan  juga  tentang  jaminan  kehilangan  pekerjaan.  Dalam  UU
              ketengakerjaan yang berlaku sekarang belum diatur atau belum disebutkan. Dalam  RUU Cipta
              Kerja  ini disebutkan bahwa ketika pekerja terkena PHK, akan diberikan jaminan kehilangan
              pekerjaan.

              Kemudian yang ketiga, katanya, ada penghargaan lainnya bahwa pekerja dengan masa kerja 3-
              6 tahun akan diberikan uang penghargaan lainnya selama dia masih tetap bekerja.

              "Jadi yang saya baca begitu. Si pekerja tetep bekerja, tapi ketika dia sudah memasuki masa
              kerja tiga tahun, dia akan mendapatkan penghargaan lainnya dalam bentuk uang," katanya.


                                                           332
   328   329   330   331   332   333   334   335   336   337   338