Page 232 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 SEPTEMBER 2020
P. 232

Anggota Panja  RUU Cipta Kerja  dari Fraksi PKS Mulyanto menyebut, aturan soal JKP ini memang
              menguntungkan pengusaha tetapi akan membebankan keuangan negara.
              "JKP adalah jaminan asuransi untuk kelangsungan pekerja yang khusus diajukan Pemerintah
              dalam  RUU Cipta Kerja  , yang preminya dibayar dari  APBN  serta mengoptimalkan dana BPJS
              ketenagakerjaan," kata Mulyanto kepada wartawan, Selasa (29/9/2020).

              "Dalam skema ini, JKP mensubstitusi pesangon sebesar 9x gaji, yang dalam UU Ketenagakerjaan
              seluruhnya (sebanyak 32x gaji) dibayarkan oleh pihak pemberi kerja," imbuhnya.

              Mulyanto menilai, program ini tidak memberi manfaat tambahan bagi pekerja.

              Dengan program JKP ini pekerja yang di PHK akan tetap mendapat  pesangon  32 kali gaji, sama
              dengan ketentuan yang berlaku dalam UU Ketenagakerjaan yang berlaku sekarang.

              JKP hanya bermanfaat bagi pihak pengusaha karena akan mendapat subsidi  pesangon  untuk
              pekerja yang di-PHK sebanyak 9 kali gaji. Dengan JKP ini pengusaha cukup membayar 23 kali
              gaji.

              PKS menilai JKP berpeluang mempersulit pekerja dalam mendapatkan  pesangon  yang layak
              sebagaimana yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan.

              "PKS tidak setuju dan memberi catatan tebal terhadap RUU Cipta Kerja klaster Ketenagakerjaan,
              khususnya yang terkait dengan pesangon yang sebagian akan dibayarkan oleh APBN. Dalam
              kondisi fiskal APBN yang lemah dan ancaman resesi ekonomi yang menghantui, pengaturan ini
              akan semakin menyulitkan keuangan Negara dan terlalu menguntungkan pengusaha," ucap akil
              Ketua Fraksi PKS DPR RI ini.

              Sebelumnya dalam pembahasan klaster Ketenagakerjaan dalam  RUU Cipta Kerja  , yang dikebut
              sejak Jumat (25/9/2020), Pemerintah tetap pada skema  pesangon  sebesar 32 x gaji, di mana
              23 x merupakan kewajiban pemberi kerja dan 9x gaji diambil dari JKP (Jaminan Kelangsungan
              Kerja).

              Di  dalam  UU  No.13/2003  tentang  Ketenagakerjaan,  seluruh  besaran    pesangon    tersebut
              merupakan kewajiban bagi pemberi kerja.

              Jumlah total  pesangon  , besaran 32x gaji ini memang sama dengan ketentuan dalam UU No.
              13/2003 tentang Ketenagakerjaan.

              Dari sisi pekerja, mereka menerima besaran  pesangon  yang sama seperti diatur dalam UU yang
              ada sekarang.

              Namun dari sisi pengusaha, mereka sangat diuntungkan dengan  RUU Cipta Kerja  ini, karena
              9x gaji yang sebelumnya menjadi kewajiban mereka, dibayar oleh JKP yang preminya diambil
              dari  APBN  dan BPJS Ketenagakerjaan.

              "Dalam kondisi ruang fiskal yang terbatas, karena pandemi Covid-19, utang pemerintah yang
              semakin menumpuk, serta di tengah bayang-bayang resesi ekonomi, ketentuan ini akan menjadi
              beban yang tidak sedikit bagi keuangan negara," pungkas Mulyanto.











                                                           231
   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237