Page 91 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 SEPTEMBER 2020
P. 91
Melihat pentingnya hal itu, Nora mengatakan Kemenaker saat ini sedang menyusun konsep
terkait soft skill untuk pekerja yang juga penyandang disabilitas. Salah satu soft skill yang disasar
adalah memberikan kepercayaan diri kepada mereka ketika memasuki dunia kerja, bahwa
mereka sama dengan pekerja yang lain.
Pengembangan soft skill seperti kecerdasan emosional, sifat kepribadian, ketrampilan sosial,
komunikasi, berbahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme. "Banyak sekali teman-
teman kita penyandang disabilitas itu sangat potensial tapi ada rasa kurang percaya diri," ujar
Nora.
Selain pengembangan soft skill kepada pekerja penyandang disabilitas, Nora juga mengatakan
perlu ada pengembangan kemampuan yang sama untuk dunia kerja demi menciptakan
lingkungan yang kondusif dan inklusif untuk penyandang disabilitas. Kemenaker sendiri, ujar
Nora, sudah dan akan terus melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan jumlah
penyandang disabilitas yang menerima kesempatan bekerja di sektor formal.
Selain memberikan pelatihan sesuai kebutuhan industri di balai latihan kerja, Kemenaker juga
sudah bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Kementerian Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).
Pada Juli 2020, Kemnaker menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian BUMN
untuk penempatan pekerja disabilitas yang memastikan komitmen BUMN mempekerjakan paling
sedikit dua persen penyandang disabilitas dari jumlah pegawai, sesuai dengan UU No. 8 Tahun
2016 tentang Penyandang Disabilitas. Menurut data Kemnaker per Agustus 2019 di Indonesia
terdapat 20.728.227 orang merupakan penduduk usia kerja yang memiliki disabilitas, 11.548.202
orang di antaranya perempuan dan 9.480.025 orang adalah laki-laki..
90