Page 165 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 MEI 2021
P. 165

Empat  berupa  surat  edaran  menteri,  satu  undang-undang,  satu  peraturan  menteri,  satu
              peraturan presiden, dan empat peraturan pemerintah.
              Ia mengatakan sepanjang setahun ini pemotongan upah dengan dalih pandemi dilegitimasi lewat
              Surat  Edaran  Menteri  Ketenagakerjaan  Nomor  M/3/HK.04/III/2020  dan  Peraturan  Menteri
              Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Pengupahan pada Industri Padat
              Karya Tertentu dalam Masa Pandemi Covid-19.

              "Dalam aturan itu, tidak ada batasan maksimal pemotongan upah dan tidak ada tolak ukur yang
              jelas  serta  ketat  mengenai  syarat  ketidakmampuan  keuangan  perusahaan  sehingga  sangat
              merugikan kelas buruh," katanya.

              Kewajiban pengusaha membayar Tunjangan Hari Raya (THR) juga dilemahkan melalui Surat
              Edaran  Menteri  Ketenagakerjaan  Nomor  M/6/HI.00.01/V/2020  yang  membolehkan  adanya
              pembayaran THR secara dicicil pada tahun lalu.

              Menjelang Idul Fitri 2021, Kementerian Ketenagakerjaan kembali mengeluarkan Surat Edaran
              Nomor  M/6/HK.04/IV/2021  yang  masih  bermasalah  karena  tidak  memberikan  tolak  ukur
              ketidakmampuan keuangan perusahaan.

              Selain  itu,  Kementerian  Ketenagakerjaan  juga  mengintervensi  kewenangan  Gubernur  dan
              Bupati/Walikota  dengan  mengeluarkan  Surat  Edaran  Menteri  Ketenagakerjaan  Nomor
              M/11/HK.04/X/2020 yang meniadakan kenaikan upah minimum dengan dalih pandemi.

              Meski begitu, lima provinsi mengabaikan surat edaran itu dan tetap menaikan upah minimum
              provinsinya yaitu DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, DI Yogyakarta, dan Jawa Tengah.

              Pemerintah dan DPR juga bertanggung jawab atas terjadinya gelombang PHK massal selama
              pandemi karena omnibus law UU Cipta Kerja telah mempermudah terjadinya pemecatan dan
              menggerus hak dasar buruh. Setidaknya telah terbit empat peraturan.

              "Peraturan pemerintah turunan UU Cipta Kerja yang merugikan kepentingan kelas buruh yaitu
              terkait penggunaan tenaga kerja asing, perpanjangan periode Perjanjian Kerja Waktu Tertentu,
              dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan," kata dia.

              Serentetan  aturan  bermasalah  ini  tidak  dapat  dilepas  dari  kegagalan  skema  pembangunan
              nasional yang bergantung pada investasi.

              Ketika  terjadi  guncangan  pada  sistem  kapitalisme  global  seperti  hari  ini  maka  rakyat  yang
              dijadikan tumbal dengan dalih penyelamatan ekonomi nasional.

              "Rakyat pun kehilangan kedaulatan atas akses sumber ekonomi yang selama ini sebenarnya
              menopang perekonomian negara lewat konsumsi rumah tangganya," katanya.

              Di  Yogyakarta,  dampak  pandemi  tidak  kalah  merusaknya,  perekonomian  utamanya  yang
              ditopang oleh sektor pariwisata dan pendidikan, harus terimbas sangat dalam. Banyak buruh
              perhotelan dan tempat-tempat wisata yang di PHK dan dirumahkan.

              Sampaikan 5 Tuntutan Kalangan buruh di DIY itu pun menyerukan 5 tuntutan mereka bertepatan
              dengan peringatan May Day ini.

              Pertama, agar pemerintah mencabut UU Cipta Kerja beserta peraturan turunannya, memberikan
              hak dasar buruh, memberikan jaminan perlindungan atas hak bekerja serta penghapusan sistem
              outsourcing.

              Kedua, mendesak THR dibayarkan tepat waktu dan tanpa dicicil.


                                                           164
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170