Page 162 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 SEPTEMBER 2020
P. 162

Conference on Human Resource Development (HRD) for the Changing World of Work ASEAN
              pada Rabu (16/9).
              Saat  itu,  Budi  mengungkapkan  bahwa  Indonesia  telah  mengambil  berbagai  langkah  mitigasi
              dalam penanganan dampak Covid-19 di sektor ketenagakerjaan. Antara lain, lewat kebijakan
              tanggap (  rapid policy responses  ) Covid-19 yang bertujuan membangkitkan kondisi positif
              dengan fokus pada pasar tenaga kerja dan institusi pasar kerja.

              "Pemerintah  Indonesia  telah  menggelontorkan  anggaran  sebesar  Rp695,2  T  untuk
              penanggulangan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional (PEN)," ujar Budi.

              Ia lalu mengungkapkan rincian anggaran tersebut, yakni sebesar Rp87,55 triliun untuk anggaran
              kesehatan,  anggaran  perlindungan  sosial  sebesar  Rp203,9  triliun,  insentif  usaha  sebesar
              Rp120,61 triliun, dan Rp 123,46 triliun disiapkan untuk sektor UMKM. Sementara, pembiayaan
              korporasi  menjadi  Rp53,57  triliun,  serta  untuk  dukungan  sektoral  K/L  dan  Pemda  sebesar
              Rp106,11 triliun.
              Budi menyebut, akibat pandemi ekonomi Indonesia mengalami kontraksi hingga 5,32 persen
              pada kuartal II tahun 2020. Angka ini menjadi catatan terburuk sejak 1999 silam. Provinsi Jawa
              Barat yang memiliki banyak kawasan industri dan DKI Jakarta selaku pusat ekonomi bangsa
              menjadi wilayah paling terdampak secara ekonomi.

              Lebih lanjut, Budi menambahkan bahwa Indonesia juga mengeluarkan kebijakan  triple skilling
              yang terdiri dari  skilling  , yaitu menargetkan calon pekerja agar memilikiketerampilan untuk
              bekerja;    upskilling    ,  yakni  menargetkan  pekerja  untuk  meningkatkan  keterampilan  sesuai
              perkembangan  teknologi  maupun  untuk  pengembangan  karier;  dan    re-skilling    ,  dengan
              menargetkan  pekerja  ter-PHK  yang  terdampak  perubahan  teknologi  atau  yang  ingin  alih
              pekerjaan.

              Sampai saat ini, ada tujuh langkah yang diterapkan dalam upaya mengatasi dampak pandemi.
              Pertama, mengalokasikan dana penanganan sebesar US$46,6 miliar, termasuk stimulus ekonomi
              bagi para pelaku usaha senilai US$17,2 miliar. Kedua, menyediakan program berupa insentif
              pajak penghasilan serta relaksasi pembayaran pinjaman/kredit, di mana dalam waktu dekat akan
              dikeluarkan kebijakan relaksasi iuran jaminan sosial ketenagakerjaan untuk meringankan sekitar
              56 juta pekerja sektor formal. Ketiga, menyediakan jaring pengaman sosial bagi pekerja sektor
              informal  lewat  bantuan  sosial  kepada  70,5  juta  pekerja  sektor  informal  yang  masuk  dalam
              kategori miskin dan rentan.

              Keempat, memprioritaskan pemberian insentif pelatihan melalui Program Kartu Prakerja bagi
              pekerja ter-PHK. Pemerintah memberi insentif pelatihan dengan target tahun ini sebanyak 3,5
              sampai 5,6 juta penerima manfaat. Saat ini, realisasi mencapai lebih dari 680 ribu penerima
              manfaat  didominasi  oleh  pekerja  ter-PHK.  Kelima,  memperbanyak  program  perluasan
              kesempatan kerja seperti padat karya tunai, padat karya produktif, terapan Teknologi Tepat
              Guna  (TTG),  Tenaga  Kerja  Mandiri  (TKM),  dan  kewirausahaan  yang  dimaksudkan  untuk
              penyerapan tenaga kerja. Keenam, perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia, baik yang
              sudah kembali ke Indonesia maupun yang masih berada di luar negeri. Ketujuh, menyediakan
              pedoman yang ditujukan bagi perusahaan dan pekerja.

              Peningkatan  SDM  di  ASEAN    Saat  memberi  sambutan,  Budi  menegaskan  Kementerian
              Ketenagakerjaan bersama Kementerian Pendidikan selalu berupaya meningkatkan sumber daya
              untuk kemajuan dunia kerja, khususnya menghadapi tantangan di tengah pandemi. Hal itu tak
              hanya berlaku di dalam negeri, namun juga di Asia Tenggara.

              "Negara  ASEAN  perlu  meningkatkan  SDM  melalui  peningkatan  pelatihan  dan  keterampilan,
              melalui pendidikan, dengan bekerja sama dengan sektor swasta, mitra sosial, industri, lembaga

                                                           161
   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167