Page 148 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 JUNI 2021
P. 148
yang diselenggarakan oleh Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama), Sabtu
(12/6/2021).
"Terlebih di industri 4.0 yang mengedepankan penggunaan teknologi dan sistem online," ujar
Ida dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu.
Dalam menghadapi proses transformasi tersebut, Kemnaker pun terus melakukan kajian labour
market assessment sebagai dasar penyusunan kebijakan pelatihan vokasi. Hal ini dilakukan agar
sesuai dengan peluang usaha dan jenis pekerjaan baru di era pandemi.
Sebagai informasi, dalam laporan terbarunya, World Economic Forum (WEF) memperkirakan
akan ada 97 juta pekerjaan baru di dunia. Jumlah tersebut tumbuh bersamaan dengan 85 juta
pekerjaan yang akan berkurang.
Daftarkan email Di Indonesia sendiri, berdasarkan laporan McKinsey, akan ada 23 juta jenis
pekerjaan yang terdampak oleh automasi. Selain itu, akan ada puluhan juta pekerjaan baru yang
muncul dalam kurun waktu tersebut.
Menurut Ida, penggunaan teknologi yang semakin meningkat dalam segala aspek kehidupan
membuat pekerjaan menjadi fleksibel, baik secara waktu ataupun tempat. Dengan demikian,
pekerjaan tidak lagi harus dikerjakan dari kantor dengan jam kerja yang monoton. "Perubahan
ini mempercepat transformasi ketenagakerjaan yang terus bergerak ke arah revolusi industri
4.0," kata Ida.
Oleh karena itu, lanjut Ida, pada saat ini kompetensi dan fleksibilitas kerja menjadi poin utama.
Tenaga kerja juga dituntut untuk menguasai perkembangan teknologi dengan soft skill yang
memadai.
Tak hanya itu, kreativitas, inovasi, dan kewirausahaan juga akan menjadi poin penting bagi
perkembangan dunia usaha ke depan. Menurutnya, kebijakan tersebut juga harus
dikolaborasikan dengan kebijakan pelatihan vokasi. Misalnya, kebijakan Triple Skilling, yakni
skilling, re-skilling, dan up-skilling bagi pekerja.
Ada juga kebijakan lain, seperti optimalisasi pemagangan berbasis jabatan, peningkatan soft
skill, perubahan kurikulum dan metode yang berfokus pada human digital online, penggunaan
metode blended training, serta kolaborasi dengan semua stakeholder, terutama pelaku industri
untuk menciptakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Selain usaha tersebut, Kemnaker juga terus melaksanakan program Balai Latihan Kerja (BLK)
Komunitas untuk memperluas jangkauan pelatihan vokasi.
Ida juga mengatakan bahwa transformasi BLK akan menjadi salah satu lompatan besar yang
dilakukan. Transformasi bertujuan untuk menjadikan BLK sebagai pusat pengembangan
kompetensi dan produktivitas tenaga kerja yang berdaya saing global serta dapat memenuhi
kualifikasi kemampuan terbaru yang dibutuhkan oleh dunia industri.
Sekretaris Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi yang juga menjadi pembicara dalam webinar
tersebut menjelaskan, ada tiga tantangan transformasi ketenagakerjaan sebagai dampak industri
4.0. Pertama, skills transformation atau transformasi keterampilan. Kedua, job transformation
atau transformasi pekerjaan dan terakhir, society transformation atau transformasi sosial.
Anwar menambahkan, untuk menghadapi tiga tantangan tersebut, diperlukan inovasi dalam
penyiapan kompetensi tenaga kerja. "Selain itu, diperlukan juga regulasi ketenagakerjaan yang
fleksibel serta jaminan sosial terhadap peningkatan kompetensi dan pendapatan masyarakat,"
ujar Anwar.
147