Page 155 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 JUNI 2021
P. 155

Ketenagakerjaan  sangat  serius  dan  tegas  dalam  melakukan  berbagai  upaya  konkret  guna
              mengurangi pekerja anak di Indonesia," katanya.
              Berbagai upaya yang akan dilakukan tahun ini di antaranya, pertama meningkatkan kesadaran
              masyarakat,  terutama  di  daerah  pedesaan  dan  pada  kelompok  rentan,  agar  peduli  pada
              pemenuhan hak anak dan tidak melibatkan anak dalam pekerjaan berbahaya. Hal ini dilakukan
              di antaranya melalui supervisi ke perkebunan kelapa sawit dan perkebunan tembakau.

              Kedua,  langkah-langkah  koordinasi  dan  asistensi  untuk  mengembalikan  anak-anak  ke
              Pendidikan, dengan menggunakan berbagai pendekatan.

              Ketiga,  memberikan  pelatihan  pada  pekerja  anak  dari  kelompok  rentan  (putus  sekolah  dan
              keluarga miskin) dalam program pelatihan berbasis komunitas dan pemagangan pada lapangan
              pekerjaan.

              Keempat, memfasilitasi intervensi bantuan sosial atau pelindungan sosial pada kelompok buruh
              dan  keluarga  miskin  yang  terdampak  Covid-19  yang  memiliki  kerentanan  terhadap  anggota
              keluarga untuk menjadi pekerja anak.

              Kelima, melakukan supervisi/pemeriksaan ke perusahaan yang diduga mempekerjakan anak;
              Keenam, melakukan sosialisasi/penyebarluasan informasi norma kerja anak kepada stakeholder,
              dan; Ketujuh, pencanangan zona/kawasan bebas pekerja anak di Sumatera Utara, Sumatera
              Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.

              Menaker  Ida  mengakui,  saat  ini  masih  ada  anak  di  Indonesia  yang  belum  memperoleh  hak
              mereka secara penuh, terutama bagi anak yang terlahir dari keluarga prasejahtera.

              "Ketidakberdayaan  ekonomi  orangtua  dalam  memenuhi  kebutuhan  keluarga  memaksa  anak-
              anak  terlibat  dalam  pekerjaan  yang  membahayakan  atau  bahkan  terjerumus  dalam  bentuk-
              bentuk pekerjaan terburuk untuk anak yang sangat merugikan keselamatan, kesehatan, dan
              tumbuh kembang anak," katanya.

              Menaker  Ida  memberikan  apresiasi  setinggi-tingginya  kepada  para  pihak  atas  partisipasinya
              dalam penanggulangan pekerja anak, serta mengajak Instansi terkait dan seluruh komponen
              masyarakat untuk bersama-sama mendukung penanggulangan pekerja anak secara nasional.

              "Stop pekerja anak! Mari dukung upaya Pemerintah dengan meningkatkan kepedulian kepada
              anak-anak sekitar kita," ujarnya.
              Sementara  itu  Dirjen  Binwasnaker  dan  K3  Haiyani  Rumondang  menambahkan,  pekerja  anak
              yang telah berhasil ditarik dari dunia kerja kemudian ditindaklanjuti ke dunia pendidikan, yaitu
              pendidikan formal (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA), pendidikan non formal (paket A, paket B, paket
              C, dan pesantren).
              "Program pelatihan telah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas
              Pendidikan  dan  Kebudayaan  di  tingkat  provinsi,  Kementerian  Sosial,  dinas  sosial  di  tingkat
              provinsi, Kementerian Agama, kantor wilayah agama provinsi dan Lembaga Swadaya Masyarakat
              (LSM)," tuturnya. CM (ars).











                                                           154
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160