Page 90 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 JUNI 2021
P. 90

anak yang telah ditarik dari sekitar 1,5 juta pekerja anak, yang berumur 10-17 tahun berdasarkan
              data Survei Sosial Ekonomi Nasional yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun
              2019.

              Seperti dilansir laman Sekretariat Kabinet, Minggu (13/6/2021), sebagai wujud komitmen besar
              untuk  menghapus  pekerja  anak,  pemerintah  juga  meratifikasi  Konvensi  ILO  Nomor  138
              mengenai usia minimum untuk diperbolehkan bekerja dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
              1999. Selain itu, pemerintah juga memasukkan substansi teknis yang ada dalam Konvensi ILO
              tersebut dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

              "Kami  di  Kementerian  Ketenagakerjaan  serius  dan  tegas  dalam  melakukan  berbagai  upaya
              konkret guna mengurangi pekerja anak di Indonesia," kata Menaker saat menyampaikan pidato
              kunci  pada  "End  Child  labour  virtual  race  2021"  yang  diselenggarakan  Organisasi  Buruh
              Internasional (ILO) dalam rangka Peringatan Hari Dunia Menentang Pekerja Anak (World Day
              Against Labour 2021, secara virtual dari Jakarta.

              Menaker  memaparkan  sejumlah  upaya  konkret yang  akan  dilakukan  pemerintah  pada  tahun
              2021 adalah, pertama, meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama di daerah pedesaan dan
              pada kelompok rentan, agar peduli pada pemenuhan hak anak dan tidak melibatkan anak dalam
              pekerjaan  berbahaya.  "Kebijakan  ini  dilakukan di  antaranya  melalui  supervisi  ke  perkebunan
              kelapa sawit dan perkebunan tembakau," jelasnya.

              Kedua,  langkah-langkah  koordinasi  dan  asistensi  untuk  mengembalikan  anak-anak  ke
              pendidikan, dengan menggunakan berbagai pendekatan.

              Ketiga,  memberikan  pelatihan  pada  pekerja  anak  dari  kelompok  rentan  (putus  sekolah  dan
              keluarga miskin) dalam program pelatihan berbasis komunitas dan pemagangan pada lapangan
              pekerjaan.

              Keempat, memfasilitasi intervensi bantuan sosial atau pelindungan sosial pada kelompok buruh
              dan  keluarga  miskin  yang  terdampak  Covid-19  yang  memiliki  kerentanan  terhadap  anggota
              keluarga untuk menjadi pekerja anak.

              Kelima,  melakukan supervisi/pemeriksaan  ke  perusahaan  yang  diduga  mempekerjakan  anak.
              Keenam, melakukan sosialisasi/penyebarluasan informasi norma kerja anak kepada stakeholder.
              Ketujuh, pencanangan zona/kawasan bebas pekerja anak di Sumatera Utara, Sumatera Selatan,
              Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.

              Menaker  mengakui,  saat  ini  masih  terdapat  anak  di  Indonesia  yang  belum  memperoleh  hak
              mereka secara penuh, terutama bagi anak yang terlahir dari keluarga prasejahtera.

              "Ketidakberdayaan ekonomi orang tua dalam memenuhi kebutuhan keluarga memaksa anak-
              anak terlibat dalam pekerjaan yang membahayakan atau bahkan terjerumus dalam bentuk-betuk
              pekerjaan terburuk untuk anak yang sangat merugikan keselamatan, kesehatan, dan tumbuh
              kembang anak," ujarnya.















                                                           89
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95