Page 86 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JUNI 2020
P. 86

Berbagai  negara  menerapkan  kebijakan  yang  berbeda  dalam  rangka  menghambat  laju
              penyebaran  Covid-19  melalui  protokol  kesehatan  meliputi  mencuci  tangan  dengan  sabun,
              memakai hand sanitizer, memakai masker, serta penerapan social distancing.

              Indonesia sebagai salah satu negara yang menerapkan kebijakan pembatasan sosial atau social
              distancing  tersebut.  Segala  bentuk  kegiatan  yang  bersifat  masif  dan  mengumpulkan  massa
              dalam jumlah yang banyak mulai dibatasi, salah satunya adalah pembatasan pada pelaksanaan
              pelatihan kerja yang dilaksanakan secara institusional (red: tatap muka langsung).
              UPTD  BLK  Disnaker  Kota  Semarang  merupakan  lembaga  pelatihan  kerja  dimana  masih
              menggunakan metode pelatihan institusional, menjadi salah satu lembaga yang terkena imbas
              daripada kebijakan tersebut.

              Hingga bulan Maret 2020, UPTD BLK Disnaker Kota Semarang telah melaksanakan total tiga
              dari  15  paket  pelatihan  yang  bersumber  dari  dana  APBN  serta  empat  dari  delapan  paket
              pelatihan yang bersumber dari dana APBD. Adapun sisa paket kegiatan pelatihan yang belum
              dilaksanakan, dilakukan refocusing anggaran dalam rangka mengurangi efek pandemi Covid-19
              di tengah masyarakat.

              Untuk dana APBD, UPTD BLK Disnaker Kota Semarang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan
              Kota Semarang melakukan produksi baju hazmat atau Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga
              kesehatan.
              Produksi  hazmat  ini  dilaksanakan  melibatkan  peserta  pelatihan  Tata  Busana  dan  alumni
              pelatihan Operator Garment yang telah menyelesaikan pelatihan di UPTD BLK Disnaker Kota
              Semarang. Total hazmat yang diproduksi selama tiga hari adalah sejumlah 224 (dua ratus dua
              puluh empat) pcs.
              Pembuatan baju hazmat ini di bawah pengawasan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang sebagai
              Koordinator Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

              Selain pendanaan APBD, UPTD BLK Disnaker Kota Semarang juga mendapatkan alokasi dana
              APBN melalui Dana Pembinaan Pelatihan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan RI melalui Balai
              Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang.

              Refocusing anggaran APBN berfokus untuk mengurangi efek pandemi Covid- 19 yang terasa
              bagi penganggur, korban PHK maupun masyarakat miskin.

              Oleh  karena  itu  pengalihan  program  pelatihan  yang  pada  awalnya  bersifat  global,  seperti
              operator komputer, pembatik dan lain-lain, kemudian dialihkan kepada pelatihan yang dapat
              meningkatkan  pendapatan  masyarakat  secara  langsung,  misalnya  pembuatan  masker  dan
              memasak.

              Pelatihan hasil refocusing anggaran APBN dilaksanakan selama 10 (sepuluh) hari dengan tujuan
              bahwa setelah selesai mengikuti pelatihan, lulusan pelatihan dapat langsung mengaplikasikan
              keterampilan yang didapat guna menciptakan peluang usaha mandiri.

              Di samping itu, produk dari pelatihan-pelatihan juga dapat dirasakan oleh masyarakat umum
              lainnya.
              Sebagai contoh pelatihan memasak, hasil dari pelatihan ini sebanyak 100 (seratus) dus setiap
              harinya  diserahkan  kepada  petugas  puskesmas,  pasien,  masyarakat  sekitar,  tukang  becak,
              pengemudi ojek serta petugas-petugas yang berada di posko-posko yang berada perbatasan.





                                                           85
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91