Page 257 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2020
P. 257

"Di level ini biasanya kita bersaing dengan negara berpendapat rendah ( lower middle-income
              countries ), seperti Bangladesah, Myanmar, bahkan India. Tentu produk yang berbasis pada
              upah buruh rendah, tidak masuk ke negara berpenghasilan tinggi," ungkap Airlangga.

              Negara yang terjebak dalam middle-income trap akan berdaya saing lemah. Hal itu, menurut
              Airlangga,  disebabkan  negara  tersebut  kalah  dalam  bersaing  dengan  low-income  countries.
              Terutama kalah bersaing dalam hal upah buruh. Sementara dengan high-income countries ,
              kalah bersaing dalam hal teknologi dan produktivitas.

              "Indonesia perlu memilih meningkatkan produktivitasnya, dan ini yang didorong dalam UU Cipta
              Kerja," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar tersebut. "Dari pengalaman negara yang sukses
              melewati middle-income trap itu, maka kontribusi daya saing tenaga kerja dan produktivitas
              menjadi  andalan."  Airlangga  menyatakan,  UU  Cipta  Kerja  ini  diperlukan  untuk
              mentransformasikan  ekonomi  dalam  rangka  memacu  pertumbuhan  ekonomi  menjadi  lebih
              cepat sehingga dapat segera keluar dari MIT.

              Menurut Airlangga dalam survey yang dilakukan IMF dan sebuah organisasi di Belanda, telah
              menempatkan Indonesia dalam kompleksitas bisnis nomor satu atau paling buruk, artinya paling
              komplek dan rumit sedunia. "Indonesia berada di atas Brasil, Argentina dan Yunani, sementara
              Malaysia di urutan sembilan," tambah Airlangga.

              Oleh karena itu diperlukan UU Cipta Kerja yang akan mentransformasi regulasi karena adanya
              hyper  regulasi  yang  harus  dipotong.  "Adanya  reformasi  birokrasi  pemerintah  juga  akan
              melakukan reformasi tambahan yaitu akan ada pemangkasan eselon 1 dan 2, dimana eselon 3
              dan eselon 4 jadi fungsional," ucap Airlangga.

              World Bank (WB), menurut Airlangga menyatakan jika UU Cipta Kerja ini merupakan reformasi
              yang paling positif di Indonesia dalam 40 tahun terakhir di bidang investasi dan perdagangan.

              "Kita  masih  tergantung  dalam  investasi  dalam  berbagai  sektor,  misalnya  di  pembangkit,  di
              konstruksi,  di  logistik,  di  farmasi,  di  proses  manufaktur  dan  juga  di  sektor  jasa,"  ungkap
              Airlangga.

              World  Bank  juga  mengakui  jika  dihapuskannya  izin  impor  itu  bisa  mengurangi  biaya  dan
              ketidakpastian. WB juga menyebut hal ini adalah reformasi besar yang membuat Indonesia
              semakin  kompetitif  dan  terbuka  pada  investasi,  yang  bisa  memerangi  kemiskinan  dan
              meningkatkan lapangan kerja.

              Airlangga juga mengakui ada beberapa negara yang terusik dengan perubahan yang terjadi di
              Indonesia. "Terutama dalam persaingan dagang," ujar Airlangga.

              (*).













                                                          256
   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262