Page 264 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2020
P. 264
neutral - Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian) Indonesia berada di atas Brasil, Argentina
dan Yunani, sementara Malaysia di urutan sembilan
positive - Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian) Adanya reformasi birokrasi pemerintah juga
akan melakukan reformasi tambahan yaitu akan ada pemangkasan eselon 1 dan 2, dimana
eselon 3 dan eselon 4 jadi fungsional
positive - Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian) Kita masih tergantung dalam investasi
dalam berbagai sektor, misalnya di pembangkit, di konstruksi, di logistik, di farmasi, di proses
manufaktur dan juga di sektor jasa
neutral - Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian) Terutama, dalam persaingan dagang
Ringkasan
UU Cipta Kerja dibuat untuk menyikapi middle income trap (MIT) yang bisa dihadapi Indonesia.
Hal itu bisa terjadi jika tidak dilakukan sebuah terobosan seperti yang ditegaskan oleh Menko
Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara diskusi virtual yang digelar Forum Rektor
Indonesia (FRI), Senin (26/10/2020).
AIRLANGGA: UU CIPTA KERJA JURUS INDONESIA TERLEPAS DARI JEBAKAN
MIDDLE-INCOME TRAP
UU Cipta Kerja dibuat untuk menyikapi middle income trap (MIT) yang bisa dihadapi Indonesia.
Hal itu bisa terjadi jika tidak dilakukan sebuah terobosan seperti yang ditegaskan oleh Menko
Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara diskusi virtual yang digelar Forum Rektor
Indonesia (FRI), Senin (26/10/2020).
"Sejak 1 Juli 2020 Indonesia masuk ke dalam upper middle-income country, setelah sejak 1995
berada dalam lower middle-income country. Gross National Income per capita Indonesia 2019
naik menjadi 4050 dollar AS dari 3840 dollar AS pada tahun 2018," ungkap Airlangga.
Dalam FRI dengan Topik: Menggali dan Merumuskan Masukan Terhadap UU Ciptaker Klaster
Ketenagakerjaan, UMKM dan Investasi, Airlangga juga menyampaikan jika Indonesia bisa
terjebak dalam middle-income trap (MIT), jika tidak bisa menjadi high-income country dalam
beberapa tahun ke depan.
"Indonesia berharap pada tahun 2035 atau 2036 kita bisa lewat US$10.000 (GNI), yaitu sebuah
patokan sebuah negara untuk menjadi negara high-income country," kata Airlangga.
Kelemahan negara middle-income country itu, terutama di sektor produktivitasnya. Salah satu
pertanda middle-income country itu menurut Airlangga adalah upah tenaga kerja yang rendah.
"Di level ini biasanya kita bersaing dengan negara berpendapat rendah (lower middle-income
countries), seperti Bangladesh, Myanmar, bahkan India. Tentu produk yang berbasis pada upah
buruh rendah, tidak masuk ke negara berpenghasilan tinggi," ungkap Airlangga.
263