Page 173 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JULI 2021
P. 173

Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto di Mataram, Kamis menjelaskan, peran LS dan aksi
              penangkapannya pada Rabu (21/7) berawal dari adanya laporan seorang calon PMI yang usianya
              masih di bawah umur dan kini turut menjadi korban pidana asusila.

              "Jadi  korbannya  ini  sudah  hamil  satu  bulan.  Korban  hamil  karena  disetubuhi  pelaku  selama
              berada  di  penampungan,"  kata  Artanto  dalam  konferensi  pers  dengan  penerapan  protokol
              kesehatan  COVID-19  secara  ketat  bersama  Dirreskrimum  Polda  NTB  Kombes  Pol  Hari  Brata
              beserta jajarannya.

              Dalam  penyelidikan  laporan  korban  berinisial  PU,  Tim  Subdit  IV  Bidang  Remaja,  Anak,  dan
              Wanita (Renakta) yang berada di bawah kendali AKBP Ni Made Pujawati, mengungkap peran LS
              yang diduga telah memalsukan data pribadi korban menjadi kategori dewasa.

              Hal  itu  diduga  dilakukan  agar  korban  lolos  dalam  syarat  menjadi  seorang  PMI  sesuai  yang
              dijanjikan oleh pelaku untuk bekerja di wilayah Timur Tengah.

              "Pelaku  ini  membuat  data  diri  korban  yang  baru.  Kartu  keluarga  korban  dipalsukan.  Aslinya
              kelahiran 15 Februari 2004, diubah tahunnya menjadi 1998," ujarnya.

              Usai membuat data diri yang baru, pelaku langsung membawa korban ke lokasi penampungan.
              Untuk  pengurusan  paspor  dan  visa  keberangkatan  juga  demikian.  Statusnya  bukan  PMI
              melainkan sebagai pelancong.

              "Pembuatan paspor dan visa-nya itu di Sumbawa," ucap dia.
              Hari Brata turut menjelaskan bahwa modus yang demikian diduga turut dilakukan pelaku untuk
              korban lainnya. Dari sekian banyak PMI yang berada di bawah naungan pelaku, 70 diantaranya
              terungkap sudah berangkat secara ilegal ke wilayah Timur Tengah.

              "Mereka berangkat dengan visa pelancong bukan tenaga kerja," kata Hari Brata.

              Kemudian 50 orang lainnya termasuk korban PU, lanjut Hari, masih dalam proses administrasi
              dalam pembuatan paspor dan visa di kantor imigrasi. Ada sebagian diantaranya yang dikatakan
              Hari telah ditampung di Jakarta.

              Terkait  dengan  hal  tersebut,  dia  menegaskan  bahwa  pihaknya  akan  menyelidiki  keberadaan
              tempat penampungan di Jakarta yang diduga masih satu jaringan dengan pelaku.
              Munculnya jaringan LS di Jakarta dikuatkan dengan adanya keuntungan yang didapatkan dalam
              setiap perekrutan PMI. Imbalan yang diterima pelaku, mencapai Rp12 juta per kepala.

              "Jadi kasus ini akan terus kita kembangkan. Kita bergerak mulai dari hulu di sini dan tentunya
              akan berkembang sampai ke lokasi di Jakarta," ujarnya.

              Lebih lanjut, kini LS telah ditetapkan sebagai tersangka dan menjalani penahanan di Rutan Polda
              NTB. Dalam statusnya, LS disangkakan Pasal 6, Pasal 10, dan atau Pasal 11 Undang-Undang RI
              Nomor  21/2007  tentang  Pemberantasan  Tindak  Pidana  Perdagangan  Orang  (TPPO)  dengan
              ancaman hukuman paling lama 15 tahun penjara dan denda Rp600 juta.













                                                           172
   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178