Page 213 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JULI 2021
P. 213

"Kalau orang yang tidak punya upah, dan mendapatkan BSU artinya dia akan langsung pakai
              untuk konsumsi. Bantuan ini harus bisa mendorong konsumsi masyarakat sehingga konsumsi
              mendukung pertumbuhan ekonomi," ucap Timboel.

              Metode  ketiga  yaitu  harus  diumumkan  ke  publik  agar  pekerja  yang  tidak  didaftarkan  bisa
              mengetahui  program  BSU  ini  dan  bisa  mendaftar  ke  dinas  ketenagakerjaan.  Dalam  hal  ini
              Kemnaker juga harus bersikap proaktif mendatangi perusahaan yang terdampak agar BSU bisa
              benar-benar  tepat  sasaran.  Dinas  Ketenagakerjaan  mendata  karyawan  yang  pemasukannya
              benar-benar terdampak dari kondisi pandemic Covid 19.

              "Sehingga  jelas  uang  ini  bisa  diberikan  ke  yang  benar-benar  membutuhkan.  Masa  dosa
              pengusaha ditanggung pekerja. Ini persoalan bagaimana pemerintah mau aktif atau tidak. Kalau
              hanya pasif gak akan ada perbaikan," tutur Timboel.

              Menurut  Timboel,  dalam  kebijakan penyaluran  BSU  tahun  2021  ini  menjadi  momentum  bagi
              Kemnaker untuk melakukan pendataan peserta BSU secara mandiri. Pengawas ketenagakerjaan
              dan mediator didorong untuk aktif mendata ke perusahaan sehingga Kemnaker bisa memiliki
              data sendiri bila program BSU berlanjut di tahun 2022.

              "Supaya ke depan saat ada BSU lagi datanya bisa digunakan. Selama ini persoalan kita dengan
              data  tetapi  gak  mau  diperbaiki.  Tidak  semua  didaftarkan  yang  didaftarkan  di  BPJS
              Ketenagakerjaan adalah pekerja aktif Ini belum pekerja informal. 59% angkatan kerja adalah
              pekerja informal," ucapnya.

              Secara terpisah Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, menegaskan bahwa hingga saat ini,
              pihaknya masih terus mematangkan kebijakan penyaluran BSU bagi pekerja/buruh di tahun 2021
              ini.  Kebijakan  sebagai  upaya  membantu  mengatasi  dampak  sektor  ketenagakerjaan  akibat
              pandemi Covid -19, khususnya di masa PPKM Level 4. Melalui kebijakan penyaluran BSU 2021
              diharapkan  dapat  mencegah  terjadinya  PHK  dan  membantu pekerja/buruh  yang dirumahkan
              atau berkurang gajinya karena pembatasan jam kerja.

              "Upaya  ini  tidak  lain  agar  tingkat  pengangguran  dan  kemiskinan  akibat  pandemi  dapat  kita
              tekan," kata Ida Fauziyah dalam siaran pers yang diterima pada Kamis (22/7).

              Jumlah calon penerima BSU diestimasi mencapai kurang lebih 8,8 juta orang dengan kebutuhan
              anggaran  sebesar  Rp  8,8  triliun.  Nantinya,  BSU  akan  diatur  dalam  Peraturan  Menteri
              Ketenagakerjaan  (Permenaker)  yang  menetapkan  Pedoman  Pemberian  Bantuan  Pemerintah
              Berupa Subsidi Upah/Upah Bagi Pekerja Buruh Dalam Penanganan Dampak Corona Virus Disease
              (Covid -19) dan PPKM Tahun 2021.

              "Jumlah ini masih berupa estimasi mengingat proses screening data yang sesuai dengan kriteria
              di atas masih dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan," terang Menaker Ida.

              Adapun, kriteria kerja/buruh yang mendapat BSU diantaranya Warga Negara Indonesia (WNI);
              Pekerja/Buruh penerima Upah; dan terdaftar sebagai peserta jaminan sosial tenaga kerja yang
              masih  aktif  di  BPJS  Ketenagakerjaan.  Ida  menuturkan  BPJS  Ketenagakerjaan  dipilih  sebagai
              sumber data, mengingat saat ini data BPJS Ketenagakerjaan dinilai paling akurat dan lengkap.


              "Sehingga akuntabel dan valid dipergunakan oleh pemerintah sebagai dasar pemberian bantuan
              subsidi secara cepat dan tepat sasaran," kata Ida.

              Kriteria lainnya adalah pekerja/buruh calon penerima BSU berada di Zona PPKM IV sesuai dengan
              Instruksi  Menteri  Dalam  Negeri  No.20  Tahun  2021  jo  Nomor  23  Tahun  2021  tentang
              Pemberlakuan  Pembatasan  Kegiatan  Masyarakat  Berbasis  Mikro  Dan  Mengoptimalkan  Posko
              Penanganan Corona Virus Disease 2019 Di Tingkat Desa Dan Kelurahan Untuk Pengendalian
              Penyebaran Corona Virus Disease 2019.
                                                           212
   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217   218