Page 38 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 APRIL 2021
P. 38
Mengenal Fransisca Fanggidaej, Perempuan Pejuang asal NTT yang Terlupakan Sobat Cyber
Kembali Bikin Pesantren Kilat Digital Statusnya perempuan bukan menjadi penghalang untuk
menorehkan prestasi yang berguna bagi bangsa. "Perempuan harus berani menghargai dirinya
sendiri. Artinya, bisa menghargai dirinya sebagai ibu dalam rumah tangga, ibu bangsa dalam
suatu negara," ujar ahli genetika dan biologi molekular Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Maranatha Bandung ini.
Menurut Monica, perempuan hebat bukan dilihat dari posisi, profesi atau jabatan. Hal terpenting
adalah harus menjadi perempuan seutuhnya. Selain itu, hal lainnya yang mempengaruhi adalah
kecerdasan IQ, EQ, sosial, dan lainnya.
"Bukan berarti menjadi ibu rumah tangga tidak bisa berkarya. Boleh berkarya, berkarir tetapi
juga sesuaikan dengan tugas kita. Selama bisa dilakukan dengan cinta, passion, semua itu
termasuk uang akan bisa datang sendiri, akan mengikuti. Jangan dibalik," pesannya.
Eny Retno Yaqut Cholil Qoumas juga tak henti menebarkan semangat hidup yang positif kepada
kaum perempuan Indonesia. Lewat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama
(Kemenag), Eny sangat aktif melakukan pemberdayaan ribuan perempuan Indonesia di tengah
pandemi yang hingga kini belum bisa sepenuhnya terkendali.
Menurut Eny, DWP Kemenag menjadi sarana yang tepat untuk mengoptimalkan peran
perempuan agar lebih tangguh dan mandiri. Apalagi Kemenag merupakan kementerian yang
memiliki satuan kerja terbesar di Indonesia.
"Yang perlu diingat bahwa berdaya itu tidak dapat disama-samakan, harus sesuai kapasitas dan
kebutuhan. Menjadi berdaya versi saya adalah bagaimana menjadi terbaik dari diri saya, dari
yang tidak tahu menjadi tahu, caranya ya melalui banyak media," ujar Eny yang juga penasihat
DWP Kemenag di Jakarta, kemarin.
Menurut Eny, untuk menjadi Kartini saat ini, perempuan Indonesia setidaknya harus terbebas
dari lima hal. Yaitu, stigmatisasi, beban ganda, kekerasan, subordinasi dan marjinalisasi. Dia
menyayangkan, di daerah masih ada perempuan yang belum bebas sepenuhnya dari lima hal
itu. "Untuk bisa mewujudkan perempuan bebas dari lima hal itu tentu perlu diciptakan bersama
dan tidak bisa sendiri-sendiri," terangnya.
Sependapat dengan Eny, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah juga menilai tantangan yang
makin kompleks di saat pandemi dan era digital saat ini tak mungkin dihadapi seorang diri.
Dengan fakta ini, Ida pun selalu mengajak seluruh elemen bangsa ini untuk terus berinovasi,
berkolaborasi dan bersinergi. Kolaborasi dan sinergi tanpa memandang jenis kelamin, suku, ras
dan agama. Kita selalu bersikap terbuka dan selalu siap bekerjasama dan saling membantu,
untuk kemaslahatan bersama, untuk kebaikan dan masa depan dunia.
Baginya, peran perempuan sangat penting dan krusial selain sebagai motor penggerak ekonomi
lokal maupun nasional. Selain sebagai pendukung proses distribusi, dapat pula menjadi ujung
tombak proses pembuatan barang setengah jadi atau barang mentah menjadi barang yang layak
jual dengan nilai ekonomis yang tinggi.
"Oleh karena itu, Kemnaker terus mendorong tenaga kerja perempuan Indonesia untuk menjadi
wirausaha mandiri melalui program pemberdayaan tenaga kerja perempuan," terangnya.
Sedang Angela Tanoesoedibjo yang juga Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki
komitmen kuat memberdayakan kaum perempuan yang aktif di usaha mikro kecil dan
menengah. Kendati situasi UMKM saat ini tertekan, Angela tak henti mendorong UMKM untuk
berpikir terus maju antara lain dengan program digitalisasi. "Digital itu bisa memberikan solusi
di tengah pandemi. Karena dalam pandemi jualan fisik susah. Untuk itu digital menjadi jawaban,"
terangnya.
37

