Page 42 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2020
P. 42

"Dari  diskusi  tripartit  ini  dicari  titik  temu.  Dalam  diskusi  ini  harapan  dan  kepentingan  buruh
              diakomodir. RUU Cipta Kerja mengatur kesejahteraan buruh/ pekerja, jadi tidak semata-mata
              mengutamakan kepentingan pengusaha," tambah dia.

              Untuk bisa diterima semua stakeholder, menurut dia, RUU Ciptaker harus terus disosialisasikan
              sehingga  gagasan  yang  ada  dalam  RUU  ini  bisa  diterima  dan  semua  kesalahpahaman  bisa
              diselesaikan.

              Dia menegaskan bahwa secara keseluruhan tujuan RUU ini bagus karena mengatur hal-hal yang
              sebelumnya  tumpang  tindih,  mensinkronisasi  dan  menaungi  semua  stakeholder,  serta  akan
              menjadi landasan percepatan pemulihan ekonomi nasional.

              Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Supratman Andi Agtas juga mengatakan, sejauh ini masih
              ada 1.700 DIM yang belum selesai dibahas dalam pembahasan RUU Cipta Kerja. Namun, ia tidak
              menyebut  target  pasti  penyelesaian  penyusunan  regulasi  tersebut  karena  masih  melihat
              dinamika  yang  terjadi.  Bila  dilihat  secara  perhitungan  normal  dalam  satu  hari  pihaknya  bisa
              menyelesaikan 100 DIM, diperkirakan pembahasan akan selesai dalam 17 hari kerja.

              "Kalau bisa menyelesaikan 100 DIM per hari itu artinya masih ada 1.700 DIM atau 17 hari kerja
              normalnya. Tapi saya gak bisa menjamin sikap Fraksi dinamikanya," ucap Supratman di Gedung
              DPR Jumat (14/8).
              Menurutnya,  RUU  Ciptaker  ini  menjadi  terobosan  luar  biasa  terutama  menyangkut
              penyederhanaan perizinan. Khusus Bab 3, kata dia, ini menyangkut penyederhanaan perizinan
              dan kemudahan investasi. Selama ini kerap terjadi tumpang tindih an-tarkementerian/lembaga
              (K/L).  Melalui  regulasi  ini  akan  ada  tiga  perizinan  dasar  yaitu  pola  pemanfaatan  ruang,
              persetujuan lingkungan, dan izin bangunan.

              "Awalnya kami pesimis saat membahas omnibus law ini, lama kelamaan baru kita tahu rohnya
              sangat baik untuk warga negara. Ada beberapa pasal yang terkait tuntutan buruh tetapi ini terus
              berproses dan sedang dinegosiasikan dengan pemerintah," ucap Supratman.

              Menurut dia, DPR akan membentuk tim kerja pada 18 Agustus 2020. Dalam tim kerja tersebut
              akan melibatkan 17 konfederasi buruh. Nantinya, pihak konfederasi akan menyamakan persepsi
              dengan panitia kerja.
              Lebih lanjut Supratman mengatakan, saat ini buruh tidak lagi memprotes keseluruhan isi RUU
              Ciptaker, tetapi lebih menyoroti Klaster Ketenagakerjaan. Buruh cenderung menginginkan untuk
              kembali ke Undang Undang (UU) 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

              "Jadi mereka menginginkan kepastian pekerjaan, pendapatan, dan jaminan sosial. Kalau ada
              masukan  dari  teman-teman  buruh  nanti  akan  kita  agendakan  dengan  pemerintah,"  ucap
              Supratman.

              Dia  juga  menuturkan,  Baleg  tidak  sepenuhnya  menyetujui  draf  RUU  Ciptaker  yang  diajukan
              pemerintah, sehingga dalam dinamika pembahasan ada beberapa substansi RUU yang diubah.
              Pertama, mengenai kewenangan pemerintah pusat dan daerah, dimana pada rancangan awal
              seluruh  kewenangan  daerah  diambil  alih.  "Hasil  kesepakatan  kita  di  Panja  (panitia  kerja),
              kewenangan daerah dikembalikan karena ini menyangkut konstitusi," katanya.
              Kedua,  yaitu  ketentuan  terkait  sanksi.  Dalam  draf  awal  RUU  Ciptaker  seluruh  sanksi  pidana
              dihilangkan. Tapi dalam pembahasan di Baleg DPR sanksi pidana harus tetap ada. Sedangkan
              khusus perizinan usaha diberlakukan sanksi administratif.

              "Tetapi kalau terkait kesehatan, lingkungan, keterbatasan sumber daya, dan keselamatan, sanksi
              pidana harus hadir di sana," ucapnya.

                                                           41
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47