Page 40 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2020
P. 40
positive - Puan Maharani (Ketua DPR RI) tegas dia. . Selain itu, dia menuturkan, produktivitas
pekerja di Indonesia masih rendah. Sebagai perbandingan, jam kerja pekerja alas kaki di Vietnam
mencapai 48 jam per pekan, sedangkan Indonesia hanya 40 jam per pekan. . Dia meyakini,
omnibus law bisa mengatasi masalah ketenagakerjaan di sektor ini. Alhasil, investasi di sektor
alas kaki bisa berkembang. Saat ini, kebanyakan perusahaan alas kaki di Indonesia memproduksi
produk merek dunia, seperti Adidas, dengan struktur usaha joint venture dan penamanan modal
asing. . Jika perusahaan yang sudah eksis ini bisa selamat, kata dia, mereka akan berekspansi.
Ini akan memberikan citra baik industri alas kaki nasional di mata dunia. Alhasil, investasi dari
pemain baru berpeluang masuk. . Dia menilai, pandemi Covid-19 merupakan momentum untuk
membenahi industri alas kaki nasional. Sebab, para pemain dunia mulai merelokasi pabrik keluar
Tiongkok. Jika Indonesia bisa membereskan PR di industri ini, Indonesia bisa menjadi tujuan
utama relokasi pabrik dari Trongkok. . Saya kira draf omnibus law sudah ok, tinggal
menyosialisasikan UU ini agar tidak dilihat secara parsial, melainkan secara menyeluruh
Ringkasan
Pemerintah dan DPR optimistis pembahasan Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta
Kerja (RUU Ciptaker) dapat diselesaikan pada masa persidangan I DPR tahun sidang 2020-2021
yang dimulai 14 Agustus hingga 9 Oktober 2020. Hingga saat ini pembahasan RUU Ciptaker
sudah 75% dan tinggal menyisakan 1.700 daftar inventarisasi masalah (DIM) dari total 8.000
DIM, dan diharapkan dapat disahkan dalam sidang paripurna DPR pada awal Oktober
mendatang.
RUU CIPTAKER RAMPUNG AWAL OKTOBER
Oleh Arnoldus Kristianus dan Harso Kurniawan________
Pemerintah dan DPR optimistis pembahasan Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta
Kerja (RUU Ciptaker) dapat diselesaikan pada masa persidangan I DPR tahun sidang 2020-2021
yang dimulai 14 Agustus hingga 9 Oktober 2020. Hingga saat ini pembahasan RUU Ciptaker
sudah 75% dan tinggal menyisakan 1.700 daftar inventarisasi masalah (DIM) dari total 8.000
DIM, dan diharapkan dapat disahkan dalam sidang paripurna DPR pada awal Oktober
mendatang.
Sementara itu, kalangan pengusaha menilai, UU Ciptaker bakal membuat Indonesia kompetitif,
sehingga bisa bersaing dengan negara-negara tetangga, seperti Thailand, Vietnam, hingga
Kamboja dalam menarik investasi sekaligus memperkuat struktur industri nasional. Dalam
omnibus law ini sejumlah masalah yang selama ini menghambat investasi, seperti rumitnya
perizinan investasi dapat diatasi. UU sapu jagat ini juga bisa mengerek daya saing industri,
karena membenahi persoalan tenaga kerja di Indonesia.
Optimisme pemerintah diutarakan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga
Hartarto yang menyebutkan bahwa pembahasan RUU Ciptaker akan selesai dalam masa sidang
tahun ini.
"Seperti disampaikan di pidato Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), RUU Cipta Kerja akan
dibahas dan ditargetkan bisa selesai di masa sidang ini," ucap Airlangga dalam konferensi pers
secara virtual, Jumat (14/8).
Optimisme tersebut berlandaskan pembahasan RUU Ciptaker yang sudah lebih 75%. Selain itu,
persoalan krusial terkait ketenagakerjaan sudah selesai dibahas antara pemerintah, pengusaha,
dan pekerja/ buruh. "Hal yang krusial sudah ada kesepakatan dari tripartit dari pemerintah,
39