Page 43 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2020
P. 43

RUU Ciptaker merevisi 79 Undang-undang dengan 1.239 pasal yang ada di dalamnya, berisikan
              15 Bab dan 174 Pasal, dan fokus pada 11 klaster. Ke-11 klaster tersebut yakni; Penyederhanaan
              Perizinan;  Persyaratan  Investasi;  Ketenagakerjaan;  Kemudahan  Berusaha;  Kemudahan,
              Pemberdayaan  dan  Perlindungan  UMKM;  Dukungan  Riset  dan  Inovasi;  Administrasi
              Pemerintahan;  Pengenaan  Sanksi;  Pengadaan  Lahan;  Kemudahan  Investasi  dan  Proyek
              Pemerintah, dan Kawasan Ekonomi.

              Pengusaha Juga Optimistis

              Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Perindustrian Johnny Darawan
              meyakini, UU Ciptaker bisa berlaku Oktober 2020. Sebab, dari sekian banyak klaster, tinggal satu
              klaster yang masih mengganjal, yakni ketenagakerjaan.

              Masalah itu, kata dia, sudah dibahas secara tripartit. Namun, masih banyak poin yang belum
              disepakati antara buruh dan pengusaha. Akhirnya, hal ini dibawa ke DPR untuk dibahas dan
              diputuskan.
              Seharusnya, demikian Johnny, pembahasan RUU Ciptaker rampung Agustus 2020. Kemudian,
              pada September digelar sidang paripurna dan pada Oktober UU Ciptaker sudah jadi. "Jadi, saya
              kira ini tinggal keputusan politik DPR, sehingga seharusnya Oktober nanti UU Cipta Kerja sudah
              ada," kata dia di Jakarta, akhir pekan lalu.
              Dalam  pandangan  Johnny,  omnibus  law  Cipta Kerja  pada  dasarnya  baik.  Sebab,  UU  ini  bisa
              mengatasi  sejumlah  masalah  yang  selama  ini  membebani  daya  saing  dan  iklim  investasi
              Indonesia.

              Contohnya, kata dia, di sektor ketenagakerjaan. Salah satu yang sering disoroti adalah besarnya
              uang pesangon ketika pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Bahkan, pesangon
              harus tetap dibayar, ketika pekerja dikeluarkan karena bersalah. Dia mencatat, jumlah pesangon
              di Indonesia bisa 28 kali gaji per bulan. Ini sangat jauh di atas negara lain.
              Dia juga tidak sepakat jika gaji buruh di Indonesia lebih rendah dari negara pesaing, seperti
              Thailand. Sebab, di beberapa daerah, seperti Karawang, Jawa Barat  (Jabar), upah minimum
              kabupaten (UMK) tinggi, yakni Rp 4,5 juta. Pengusaha juga menyoroti produktivitas tenaga kerja
              nasional yang rendah, dibandingkan negara pesaing, seperti Kamboja dan Laos.
              Johnny  menambahkan,  besaran  kenaikan  upah  minimum  per  tahun  juga  memberatkan
              pengusaha.  Sebab,  formula  yang  digunakan  adalah  inflasi  ditambah  pertumbuhan  ekonomi,
              berdasarkan PP No.78 tahun 2015 tentang Pengupahan.

              "Formula  seperti  ini  tidak  ada  di  luar  negeri,  yang  ada  hanya  inflasi.  Kalapun  ada  yang
              diperdebatkan,  biasanya  adalah  basis  dari  penentuan  upah  minimum  yang  mengacu  pada
              kebutuhan hidup layak," tegas dia.

              Dalam omnibus law, upah ditentukan oleh gubernur, dengan menggunakan basis data daerah.
              Itu artinya, tidak ada lagi UMK dan upah minimum sektoral provinsi (UMSP).

              Johnny menilai, omnibus law juga bisa mengatasi masalah birokrasi dan regulasi investasi. Dalam
              UU sapu jagat, peraturan dibuat sederhana dan ditarik ke pusat untuk sementara. Itu artinya,
              daerah tidak bisa ikut campur dalam mengeluarkan izin investasi. Ini sangat positif karena dapat
              membuat Indonesia kompetitif.

              "Selama ini, izin investasi di pusat saja sudah banyak, ditambah lagi di daerah. Ini ditebas oleh
              omnibus law dan ditarik ke pusat saja," tegas dia.




                                                           42
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48