Page 41 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2020
P. 41

pengusaha, dan tenaga kerja dalam rapat yang dipimpin Menteri Tenaga Kerja," jelas Ketua
              Umum Partai Golkar ini.
              Sebelumnya, Ketua DPR RI Puan Maharani meyakinkan publik bahwa pembahasan RUU Ciptaker
              yang merupakan usulan pemerintah dilakukan secara hati-hati dan transparan. "Pembahasan
              RUU Cipta Kerja dilakukan secara cermat, hati-hati, transparan, terbuka," kata Ketua DPR RI
              Puan Maharani dalam pidatonya pada Rapat Paripurna pembukaan masa sidang I Tahun 2020-
              2021  dalam  rangka  penyampaian  pidato  Presiden  RI  mengenai  RUU  APBN  2021  di  Gedung
              Paripurna, Kompleks Parlemen, di Jakarta, Jumat (14/8).

              Kemudian,  lanjut  Puan,  yang  terpenting  yakni  mengutamakan  kesinambungan  kepentingan
              nasional, baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. "Hal ini dilakukan agar UU
              yang  dihasilkan  memiliki  legitimasi  yang  kuat  untuk  menjaga  kepentingan  Negara  Kesatuan
              Republik Indonesia," kata dia.

              Pernyataan ini disampaikan Puan, saat massa di luar gedung DPR yang berasal dari beberapa
              elemen organisasi berunjuk rasa menolak RUU Ciptaker. Lebih lanjut, Puan menyebut DPR tetap
              bisa  bekerja  menjalankan  fungsi  legislasi  kendati  dihadapkan  pada  kendala  berupa  pandemi
              Covid-19.

              "Dengan  mempertimbangkan  upaya  pencegahan  penyebaran  Covid-19  dan  kebutuhan  untuk
              melaksanakan  tugas  legislasi  secara  maksimal,  DPR  RI  mengesahkan  metode  rapat  virtual
              melalui Peraturan DPR RI No. 2 Tahun 2020 tentang Pembentukan Undang-Undang," katanya.

              Puan  juga  menyatakan  DPR  bersama  Pemerintah  dan  DPD  telah  mengevaluasi  Prolegnas
              Prioritas 2020 pada masa persidangan IV tahun 2019-2020. "Ini dilakukan agar capaian fungsi
              legislasi lebih realistis dan terukur," kata Ketua DPR RI itu.

              Berdasarkan  evaluasi,  daftar  RUU  dalam  Prolegnas  Prioritas  Tahun  2020  menjadi  37  RUU,
              dengan komposisi 16 RUU dikurangi dari daftar Prolegnas Prioritas 2020.
              "Sebanyak  tiga  RUU  ditambahkan  dalam  Prolegnas  Prioritas  2020,  serta  dua  RUU  sebagai
              pengganti RUU lama yang sudah masuk Prioritas 2020," ucap politikus partai PDI Perjuangan
              tersebut.

              Menurut Puan, DPR memproyeksikan akan menyelesaikan seluruh RUU yang ada dalam daftar
              Prolegnas  Prioritas  2020  itu.  'Tentu  dengan  tetap  memperhatikan  skala  prioritas,  sehingga
              kebutuhan hukum bagi NKRI dapat dipenuhi," ujarnya.

              Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Nasdem di DPRRI Ahmad Ali menjelaskan, RUU Ciptaker akan
              dibahas  pada  masa  persidangan  DPR  yang  dimulai  14  Agustus  hingga  Oktober  2020.
              "Diperkirakan rampung pada Oktober 2020 dan diharapkan (pengesahannya) bersamaan dengan
              pengesahan APBN 2021 oleh Sidang Paripurna DPR," ujar dia kepada Investor Daily, Minggu
              (16/8).
              Dia  menjelaskan  masih  ada  1.700  daftar  inventarisasi  masalah  (DIM)  yang  dibahas  dan
              didiskusikan.  Dalam  sehari  ada  tiga  kali  pembahasan  sehingga  diharapkan  rampung  pada
              Oktober 2020. "Ada komitmen dari pemerintah dan DPR untuk menyelesaikan omnibus law ini,"
              ujarnya.
              Mengenai  pembahasan  tripartit  antara  pemerintah,  pengusaha,  dan  buruh  terkait  klaster
              ketenagakerjaan, Ahmad Ali mengakui di klaster ketenagakerjaan masih ada polemik, namun
              sampai hari ini pemerintah dan DPR intens berdialog dengan organisasi dan serikat buruh untuk
              bersama-sama mencari solusi.




                                                           40
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46