Page 15 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 FEBRUARI 2021
P. 15
Hasto, pertama, pemerintah melakukan penguatan intervensi paket gizi pada ibu hamil dan
balita.
"Juga jangan lupa revitalisasi posyandu dengan memanfaatkan dana desa. Juga ada program
1.000 hari kehidupan pertama, yang ini harus didukung oleh semuanya dan juga pendidikan
secara holistik dalam PAUD serta implementasi Peraturan Presiden No 8 Tahun 2017 dengan
penguatan pendidikan karakter," ungkap Hasto.
Pada fase kedua, pemerintah perlu melakukan upaya pemerataan akses pendidikan. Terutama
adalah pendidikan dasar dan menengah melalui wajib belajar 12 tahun. "Kemudian juga
didukung dengan adanya program Indonesia Pintar, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), serta
pemerataan mutu revitalisasi kurikulum dan revitalisasi SMA serta akreditasi SMK," kata Hasto.
Selanjutnya di faseketiga, perlu upaya pemerataan akses pendidikan tinggi melalui program
Kartu Indonesia Pintar untuk kuliah dan ada beasiswa LPDP serta revitalisasi pendidikan tinggi
vokasi melalui penggunaan 500 politeknik baru.
Adapun pada fase keempat, pemerintah menyediakan Kartu Prakerja dan program pendidikan
pranikah. "Yang fase ke-limaa dalah pemerintah menyediakan perlindungan sosial, kesehatan,
keamanan, dan kenyamanan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi para lansia," papar Hasto.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, komposisi kependudukan saat ini menunjukkan
Indonesia masih dalam masa bonus demografi yang diperkirakan mencapai puncaknya tahunini.
Menurut dia, data tersebut akan bermanfaat tidak hanya untuk membuat perencanaan di masa
kini, tetapi juga mengantisipasi apa yang akan terjadi di masa depan.
Sebelumnya Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengakui bonus demografi bagaikan pisau
bermata dua. Menurut Ida, jika dapat mengelola dengan baik, hal itu akan menjadi berkah
demografi yang sangat penting untuk menopang pembangunan ekonomi.
"Tapi di sisi yang lain jika tidak dikelola dengan baik dapat menjadi musibah demografi karena
dapat mengakibatkan ledakan angka pengangguran," kata Ida kepada KORAN SINDO, Kamis
(28/1).
Ida menambahkan, bonus demografi berupa ledakan anak-anak muda usia produktif yang akan
mencapai puncaknya pada 2030 kini mulai terjadi. Berdasarkan data yang dimiliki-nya, sebanyak
2,9 juta anak usia produktif setiap tahun akan masuk kepasar kerja.
Kondisi ini, menurut dia, menjadi tantangan yang tidak ringan di sektor ketenagakerjaan karena
terjadi di saat Indonesia sedang dilanda Covid-19. Pandemi ini juga berdampak sangat dahsyat
pada sektor ketenagakerjaan. Data Kementerian Ketenagakerjaan menyebutkan ada puluhan
juta pekerja terdampak dan angka pengangguran melonjak hingga menjadi 9,77 juta orang pada
Agustus tahun lalu.
"Menghadapi kondisi ini kami saat ini telah, sedang, dan akan terus bekerja keras untuk
memastikan orang yang belum bekerja dapat bekerja dan yang sudah bekerja tetap bekerja.
Untuk itu kami telah mempersiapkan berbagai terobosan besar," ucap Ida.
Beberapa terobosan yang dimaksud antara lain dengan memperbaiki program mulai dari hilir
seperti peningkatan skill di balai latihan kerja (BLK), membentuk inkubator-inkubator
kewirausahaan hingga mengembangkan talenta muda berbasis teknologi.
Pekerjaan rumah pemerintah dalam mengelola sumber daya manusia (SDM) produktif
sebenarnya bertambah besar karena Covid-19 juga berdampak pada kelompok usia lain di level
anak-anak dan remaja usia sekolah. Hal ini karena proses pendidikan kelompok ini terganggu
akibat penerapan pembelajaran jarak jauh(PJJ) atau onfline.
14