Page 133 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 FEBRUARI 2021
P. 133

negative - Mohammad Faisal (Ekonom dari Center of Reform on Economics (Core) Indonesia)
              Pada saat mengalami resesi, pandemi, baru ada keringanan tapi tidak boleh pukul rata
              negative - Mohammad Faisal (Ekonom dari Center of Reform on Economics (Core) Indonesia)
              Dialognya jangan berhenti walaupun memang susah. Jangankan pada masa pandemi, sebelum
              pandemi pun kan isu pesangon dan upah itu demo terus. Effort -nya memang harus lebih besar.
              Kalau  memang  mau  memakan  waktu,  ya,  enggak  apa-apa.  Tapi  yang  jelas.  Buruhnya,
              pengusahanya harus terbuka

              negative - Mohammad Faisal (Ekonom dari Center of Reform on Economics (Core) Indonesia)
              tentu saja merugikan dari sisi pekerja.

              negative - Mohammad Faisal (Ekonom dari Center of Reform on Economics (Core) Indonesia)
              Undang-undang Cipta Kerja tidak menggunakan frasa 'paling sedikit' sebagaimana di UU 13/2003
              ketika membuat ketentuan umum tentang pesangon. Bisa jadi hal ini memang by design karena
              di peraturan pelaksana ketentuan pesangonnya ada yang mau dibuat hanya setengah [lebih
              rendah] dengan alasan-alasan tertentu

              negative - Mohammad Faisal (Ekonom dari Center of Reform on Economics (Core) Indonesia)
              pemerintah perlu mengantisipasi masalah implementasi aturan ini di lapangan. Jangan sampai
              ada resistensi yang nantinya justru menimbulkan perselisihan hubungan industrial.


              Ringkasan

              Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 35 Tahun 2021 (  PDF  ) sebagai
              salah satu aturan turunan untuk klaster ketenagakerjaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2020
              tentang Cipta Kerja. Peraturan ini ditetapkan pada 2 Februari 2021 oleh Presiden Joko Widodo.
              Dalam beleid ini perusahaan dapat memutus hubungan kerja (PHK) tanpa harus memberikan
              pesangon penuh pada sejumlah kondisi. Dosen hukum ketenagakerjaan dari Fakultas Hukum
              Universitas Gadjah Mada (UGM) Nabiyla Risfa Izzati juga mengatakan peraturan ini "tentu saja
              merugikan dari sisi pekerja." Namun, alih-alih hanya menuding PP sebagai pangkal masalah,
              menurutnya lebih tepat UU Cipta Kerja itu sendiri.



              PP UU CIPTA KERJA: PRODUKSI BURUH MURAH DENGAN DALIH COVID-19
              PP UU Cipta Kerja membolehkan pesangon setengah dalam sejumlah situasi. Buruh menilai itu
              merugikan mereka, pun dengan akademisi.

              Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 35 Tahun 2021 (  PDF  ) sebagai
              salah satu aturan turunan untuk klaster ketenagakerjaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2020
              tentang Cipta Kerja. Peraturan ini ditetapkan pada 2 Februari 2021 oleh Presiden Joko Widodo.

              Dalam beleid ini perusahaan dapat memutus hubungan kerja (PHK) tanpa harus memberikan
              pesangon penuh pada sejumlah kondisi. Pasal 42 ayat (2) a mengatur pesangon dapat diberikan
              "sebesar 0,5 kali ketentuan Pasal 40 ayat (2)" jika PHK karena "pengambilalihan perusahaan
              yang  mengakibatkan  terjadinya  perubahan  syarat  kerja  dan  pekerja/buruh  tidak  bersedia
              melanjutkan hubungan kerja."  Pasal 43 -47 mengatur kondisi lain yang membuat perusahaan
              boleh memberikan pesangon 50 persen, yaitu "perusahaan melakukan efisiensi yang disebabkan
              perusahaan  mengalami  kerugian"  (pasal  43  ayat  1);  "perusahaan  tutup  yang  disebabkan
              perusahaan mengalami kerugian secara terus menerus selama 2 tahun atau mengalami kerugian
              tidak  secara  terus  menerus  selama  2  tahun"  (pasal  44  ayat  1);  "perusahaan  tutup  yang
              disebabkan keadaan memaksa (  force majeure  )" (pasal 45 ayat 1); "perusahaan dalam keadaan

                                                           132
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138