Page 188 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 OKTOBER 2021
P. 188

Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan aksi unjuk rasa itu sebagai sikap awal buruh yang meminta
              kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun depan mencapai 7 hingga 10 persen. Sebagai
              sikap awal, KSPI bakal menambahkan jumlah peserta aksi hingga berujung pada aksi mogok
              kerja nasional apabila permintaan itu tidak ditanggapi pemerintah.

              "Serempak secara nasional di kantor DPRD, Bupati, Walikota, Gubernur, tidak ada aksi di DPR,
              Istana, Tapal Kuda, untuk wilayah Jakarta aksi akan dipusatkan di kantor Gubernur di Balai Kota,"
              kata Said dalam keterangan pers, Senin (25/10/2021).

              Ihwal kenaikan UMP tahun depan sebesar 10 persen, Said beralasan, perhitungan itu sudah
              menggunakan standar 60 jenis kebutuhan hidup layak atau KHL. Dia menambahkan terdapat
              kenaikan  harga  barang-barang  mencapai  7  persen  lewat  perhitungan  60  jenis  KHL  buruh
              tersebut. Dari survei KSPI, kenaikan harga KHL itu berasal dari biaya transportasi hingga bahan
              pokok.

              Adapun,  Said  menegaskan,  KSPI  menolak  manuver  Kementerian  Ketenagakerjaan  yang
              menggunakan Peraturan Pemerintah (PP) No. 36/2021 tentang Pengupahan yang merupakan
              turunan  Undang  Undang  (UU)  No.  11/2020  tentang  Cipta  Kerja  (Ciptaker)  sebagai  dasar
              perhitungan penetapan UMP tahun depan. Alasannya, UU Ciptaker itu masih diuji materiil atau
              judicial review di Mahkamah Konstitusi.

              "Kalau judicial review dikabulkan berarti PP No. 36 gugur. Bagaimana mungkin pemerintah tidak
              menghormati  proses  hukum  yang  sedang  berlangsung.  Omnibus  Law  Ciptaker  tidak  bisa
              digunakan sebagai dasar perhitungan UMP tahun 2022," kata dia.

              Indah  Anggoro  Putri,  Dirjen  Pembinaan  Hubungan  Industrial  (PHI)  dan  Jamsos  Kemnaker,
              mengatakan bahwa sesuai arahan Menaker Ida Fauziyah, masih ada dialog-dialog yang harus
              dilakukan pemerintah. Penetapan upah bertujuan untuk menciptakan sistem pengupahan yang
              berkeadilan bagi pekerja dengan memperhatikan kemampuan perusahaan yang menyediakan
              lapangan pekerja.

              "Penetapan upah minimum tidak dapat memuaskan seluruh pihak, mengingat energi seluruh
              anak bangsa telah terkuras untuk penanganan Coronavirus Disease 2019 [Covid-19]. Namun,
              lebih baik daripada 2021," seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu (23/10/2021).

              Jelang penetapan UM 2022, Kementerian Ketenagakerjaan menggelar perbincangan bersama
              Dewan  Pengupahan  Nasional  (Depenas)  dan  Badan  Pekerja  Lembaga  Kerja  Sama  Tripartit
              Nasional (BP LKS Tripnas) di Jakarta. Dalam pertemuan ini sepakat untuk mendorong penetapan
              Upah Minimum yang sesuai dengan ketentuan PP No. 36/2021 tentang Pengupahan.
























                                                           187
   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193