Page 133 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 JULI 2021
P. 133
MAL TUTUP SELAMA PPKM DARURAT, PENGUSAHA SEBUT RUGI RP27 MILIAR
PERHARI
BANDUNG - Pengusaha mal di Jawa Barat mengaku bakal mengalami kerugian antara Rp27
hingga 30 miliar per hari, menyusul kebijakan PPKM Darurat yang mengharuskan mal menurut
operasional mal selama 14 hari.
Sekjen Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jabar Satriawan Natsir mengatakan,
pengusaha pusat perbelanjaan di Kota Bandung sangat terdampak akibat kebijakan PPKM
Darurat.
Di mana mereka dilarang beroperasi hingga 20 Juli mendatang. Sementara yang diperbolehkan
berorasi hanya toko kebutuhan dan apotek.
"Di Bandung ada sekitar 22 mal dan pusat perbelanjaan, kalau di rata ratakan, kerugian yang
kami tanggung bisa mencapai Rp27 hingga 30 miliar per hari," kata dia pada acara Bandung
Menjawab secara daring, pada Kamis (8/7/2021).
Menurut dia, angka kerugian itu dihitung berdasarkan pendapatan kotor harian pusat
perbelanjaan. Di mana pendekatan harian antara Rp1 hingga 2 miliar. Pendapatan itu didapat
dari rata rata 250 tenant untuk satu mal atau pusat perbelanjaan.
PPKM Darurat Bikin Pengusaha 4 Ah: Gelisah-Resah, Pasrah dan Tabah Tak hanya kerugian
materil, ribuan pekerja juga mayoritas menganggur, akibat lebih dari 12.000 tenant tidak
beroperasi. Sementara mayoritas dari mereka adalah UMKM. Sementara beberapa pekerja mal
seperti tenaga kebersihan atau keamanan juga terpaksa harus dirumahkan.
"Itu dampak secara langsung, belum lagi ada dampak tak langsung lainnya, seperti pelaku usaha
atau suplayer barang atau produk ke mal. Karena tidak ada permintaan, mereka bisa jadi
berhenti beroperasi," jelas Satriawan.
"Yang sangat kami sayangkan, terjadi PHK masal. Mungkin ada sekitar 12.400 tenaga kerja yang
di rumah kan akibat kebijakan ini," tegas dia.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung Eli Wasliah
mengaku prihatin atas kondisi tersebut. Namun, hal itu merupakan kebijakan bersama
sbegaiamaa instruksi pemerintah pusat. "Kami ikut perhatian atas kerugian yang ditanggung
para pengusaha," kata dia.
(nag).
132

