Page 54 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 NOVEMBER 2020
P. 54
Ekonom Indef Bhima Yud-histira mengatakan kualitas ekonomi yang menurun akan mengancam
serapan kerja pada 2021. Pasalnya, serapan sektor non-tradable cenderung lebih rendah
dibandingkan sektor tradable atau penghasil barang seperti industri pengolahan dan pertanian.
"[Kontribusi] Industri manufaktur masih berada di bawah 20% dari PDB, dan sektor pertanian
alami penurunan dari 15,4% pada kuartal ke II 2020 menjadi 14,6% pada kuartal III."
Menurutnya, laju pertumbuhan industri manufaktur belum ada perbaikan yang signifikan yakni
bertahan di level negatif menjadi -4,3%.
Indikasi sektor manufaktur masih mengalami tekanan yang cukup dalam adalah belum pulihnya
permintaan di dalam dan pasar ekspor.
Dia mengatakan resesi ekonomi dapat mengarah pada depresi ekonomi jika pertumbuhan PDB
masih negatif hingga 2021. Situasi tersebut akan mengarah pada gelombang kebangkrutan
massal perusahaan di dalam negeri.
"PHK di berbagai sektor masih akan terjadi dan menyumbang angka pengangguran serta
kenaikan jumlah orang miskin baru," katanya.
Bhima mengatakan angkatan kerja baru makin sulit bersaing karena lowongan pekerjaan
menurun. Di sisi lain, jika perusahaan melakukan perekrutan, cenderung akan memberikan
prioritas kepada karyawan lama yang sudah berpengalaman.
Untuk itu, lanjut Bhima, skenario yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah merombak total
seluruh program PEN yang pencairannya macet dan memiliki konsep bermasalah.
Lebih lanjut, anggaran perlindungan sosial juga perlu ditambah dan diperluas bagi kelas
menengah rentan miskin. Menurutnya, anggaran yang ada saat ini masih relatif kecil karena
secara total anggaran jaminan sosial berada di bawah 3% dari PDB.
"Bentuk anggaran perlindungan sosial yang lebih efektif adalah cash transfer karena langsung
dibelanjakan untuk konsumsi. Jangan mengulang kesalahan Kartu Prakerja dengan mekanisme
yang berbelit-belit, dan timpang secara akses digital," lanjurnya.
Ketua Umum Asosiasi Peng-usahan Indonesia (Apindo) Ha-riyadi Sukamdani memperkirakan
setidaknya 30% pekerja formal hingga akhir tahun akan terdampak Covid-19. Sebagian besar
dari mereka merupakan pegawai perjanjian kerja waktu tertentu atau kontrak yang putus atau
tidak diperpanjang.
Meski pemerintah telah menyiapkan program penjaminan pembiayaan bagi korporasi.
Menurutnya, bank juga akan tetap berhati-hati. Kemungkinan perbankan tidak akan memberikan
kredit kepada peusahaan yang tidak memiliki prospek dari sisi permintaan.
Sepanjang pemerintah belum mengendalikan pergerakan kasus Covid-19 atau kepastian vaksin,
akan banyak pengusaha yang memilih untuk menghentikan operasional mereka.
Sebelumnya, Bank Dunia juga memperkirakan terdapat 70 juta hingga 120 juta masyarakat
global yang masuk ke dalam jurang kemiskinan pada 2020. Hal ini dipengaruhi oleh pandemi
virus corona.
Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu mengatakan kenaikan tingkat kemiskinan di
global otomatis akan meningkatkan rasio gini. Artinya, tingkat ketimpangan penduduk di banyak
negara juga akan meningkat.
Massa dari berbagai organisasi buruh mengikuti aksi blokir Jalan Nasional dalam rangka menolak
UU Cipta Kerja di Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Beberapa waktu lalu. Aksi tersebut
53