Page 256 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 NOVEMBER 2020
P. 256

"Saya sulit merekrut karena pertama mahal, upah minimum dan tunjangan-tunjangan yang lain,
              plus ada pekerja-pekerja yang tidak produktif tapi kalau saya berhentikan saya harus mengasih
              pesangon yang cukup besar. Itu sangat memberatkan industri," kata dia.

              Dia juga menyoroti pasal-pasal UU Cipta Kerja yang jarang dibahas. Dia mencontohkan dalam
              UU tenaga kerja lama tidak disebutkan tentang kontrak bagi pekerja outsourcing.

              "Kalau di UU yang sekarang, pekerja outsourcing harus memiliki kontrak dan dinyatakan jelas
              apakah  PKWT  atau  PKWTT.  Jadi  semangat  perlindungan  ke  pekerja  khususnya  tenaga
              outsourcing menjadi perhatian di UU Cipta kerja," kata Dewa Gede.

              Saat ini yang perlu dipastikan dalam UU Cipta Kerja ada dua hal, pertama dari sisi legal atau
              prosedur hukumnya, yaitu peraturan pemerintah yang mendukung UU tersebut.

              Kedua, dari sisi pekerjanya perlu disiapkan dan dipastikan bahwa tenaga kerja nya mendapatkan
              asupan  skill,  disediakan  ruang-ruang  tempat  pendidikan,  pelatihan,  dan  akses  untuk
              meningkatkan keterampilan agar mampu diserap oleh industri.

              "Lewat UU Cipta Kerja, Industri akan menyerap tenaga kerja lebih banyak. tapi tenaga kerja nya
              tidak serta merta, tapi tenaga kerja nya harus siap memastikan bahwa tenaga kerja kita terlatih,
              bisa dilatih, mau dilatih, punya tepat pelatihan dan dilatih dengan baik untuk masuk ke pasar
              kerja atau industri kerja," pungkasnya.(Willy Widianto).


















































                                                           255
   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261