Page 122 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 SEPTEMBER 2020
P. 122
Judul Pekerja di Jakarta Paling Banyak Terima BLT Rp600.000
Nama Media okezone.com
Newstrend Santunan Pegawai Swasta
Halaman/URL https://economy.okezone.com/read/2020/09/07/320/2274020/pekerja-
di-jakarta-paling-banyak-terima-blt-rp600-000
Jurnalis Michelle Natalia,
Tanggal 2020-09-07 19:19:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Kementerian Ketenagakerjaan
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Narasumber
positive - Ida Fauziyah (Menaker) Subsidi upah ini diharapkan mampu menjaga serta
meningkatkan daya beli pekerja, dan mendongkrak belanja konsumsi. Sehingga menimbulkan
multiplier effect pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
positive - Ida Fauziyah (Menaker) Akan lebih baik jika bantuan subsidi gaji/upah dibelanjakan
produk-produk lokal dan UMKM. Dengan demikian industri lokal dan UMKM juga ikut bergeliat
Ringkasan
Pemerintah telah mencairkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) subsidi gaji Rp1,2 juta kepada
pekerja dengan gaji di bawah Rp5 juta. DKI Jakarta menempati provinsi pertama dengan
pencairan bantuan sosial terbesar.
PEKERJA DI JAKARTA PALING BANYAK TERIMA BLT RP600.000
JAKARTA - Pemerintah telah mencairkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) subsidi gaji Rp1,2 juta
kepada pekerja dengan gaji di bawah Rp5 juta. DKI Jakarta menempati provinsi pertama dengan
pencairan bantuan sosial terbesar.
Hal tersebut diketahui dari data peluncuran bantuan subsidi gaji/upah tahap I sebanyak 2,5 juta
pekerja dan 3 juta pekerja penerima bantuan subsidi gaji/upah di tahap II.
DKI Jakarta menempati peringkat teratas dengan pekerja paling banyak menerima bantuan
subsidi gaji/upah yakni sebesar 1.071.414 pekerja atau sekitar 19,48%. Urutan kedua hingga
kelima ditempati oleh Jawa Barat (1.029.830 pekerja/18,72%), Jawa Tengah (702.531
pekerja/12,77%), Jawa Timur (560.670 pekerja/10,19%), dan Banten (455.193 pekerja/8,28%).
"Subsidi upah ini diharapkan mampu menjaga serta meningkatkan daya beli pekerja, dan
mendongkrak belanja konsumsi. Sehingga menimbulkan multiplier effect pada pertumbuhan
121