Page 118 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 SEPTEMBER 2020
P. 118
Judul Jangan Ngiri Ya! Karyawan di DKI Jakarta Justru Paling Banyak Terima
BLT
Nama Media sindonews.com
Newstrend Santunan Pegawai Swasta
Halaman/URL https://ekbis.sindonews.com/read/157020/33/jangan-ngiri-ya-
karyawan-di-dki-jakarta-justru-paling-banyak-terima-blt-1599480572
Jurnalis Michelle Natalia
Tanggal 2020-09-07 19:27:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Kementerian Ketenagakerjaan
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Narasumber
positive - Ida Fauziyah (Menaker) Subsidi upah ini diharapkan mampu menjaga serta
meningkatkan daya beli pekerja, dan mendongkrak belanja konsumsi. Sehingga menimbulkan
multiplier effect pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
positive - Ida Fauziyah (Menaker) Akan lebih baik jika bantuan subsidi gaji/upah dibelanjakan
produk-produk lokal dan UMKM. Dengan demikian industri lokal dan UMKM juga ikut bergeliat
Ringkasan
Lima provinsi menduduki peringkat teratas dari 34 provinsi di Indonesia dalam perolehan
bantuan bantuan langsung tunai (BLT) atau subsidi gaji/upah kepada pekerja bergaji di bawah
Rp5 juta. Data tersebut diketahui dari hasil peluncuran bantuan subsidi gaji/upah tahap I
sebanyak 2,5 juta pekerja dan 3 juta pekerja penerima bantuan subsidi gaji/upah di tahap II .
JANGAN NGIRI YA! KARYAWAN DI DKI JAKARTA JUSTRU PALING BANYAK TERIMA
BLT
JAKARTA - Lima provinsi menduduki peringkat teratas dari 34 provinsi di Indonesia dalam
perolehan bantuan bantuan langsung tunai (BLT) atau subsidi gaji/upah kepada pekerja bergaji
di bawah Rp5 juta. Data tersebut diketahui dari hasil peluncuran bantuan subsidi gaji/upah tahap
I sebanyak 2,5 juta pekerja dan 3 juta pekerja penerima bantuan subsidi gaji/upah di tahap II .
Provinsi DKI Jakarta menempati peringkat teratas dengan pekerja paling banyak menerima
bantuan subsidi gaji/upah yakni sebesar 1.071.414 pekerja atau sekitar 19,48 persen. Urutan
kedua hingga kelima ditempati oleh Jawa Barat (1.029.830 pekerja/18,72 persen), Jawa Tengah
(702.531 pekerja/12,77 persen), Jawa Timur (560.670 pekerja/10,19 persen), dan Banten
(455.193 pekerja/8,28 persen).
117