Page 89 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 SEPTEMBER 2020
P. 89

Iman  menyebutkan,  akan  ada  sebanyak  8  paket  pelatihan  yang  terdiri  dari  2  paket
              pengoperasian  traktor  untuk  mempersiapkan  lahan  tanam,  3  paket  pembudidayaan  bibit
              sayuran, dan 3 paket pembudidayaan edamame. Setiap paket pelatihan diikuti oleh 16 peserta,
              sehingga totalnya melibatkan 128 peserta yang akan menggarap tanah pemda seluas 10 hektare
              (ha).

              Instruktur yang terlibat ada sebanyak delapan orang, yang akan memberikan pelatihan selama
              20 hari. Setelah pelatihan paket pertama selesai langsung dilanjutkan dengan pelatihan tahap
              selanjutnya.  Program  pengembangan  padat karya  ini  merupakan  salah  satu  solusi  di  bidang
              ketenagakerjaan khususnya kepada masyarakat yang terdampak COVID-19 agar bisa kembali
              bangkit.

              "Mereka bisa berwirausaha secara mandiri di sektor pertanian dengan memanfaatkan skill yang
              didapat  selama  pelatihan.  Nantinya  juga  ada  kolaborsi  antara  Ditjen  Binalattas  yang  konsen
              dipelatihannya, serta Ditjen Binapenta dan PKK untuk  follow up  setelah pelatihan," tuturnya.
              Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) KBB, Iing Solihin menyebutkan,
              imbas  COVID-19  tidak  hanya  dirasakan  oleh  pekerja  formal  tapi  juga  informal.  Sebagai
              tindaklanjut  kerja  sama  antara  Pemda  KBB  dan  Menteri  Tenaga  Kerja  pada  19  Juli  2020,
              dilakukan pelatihan tahap pertama ini. Pesertanya adalah hasil seleksi rekrutmen para korban
              PHK di wilayah Ngamprah dan sekitarnya.

              Pemda  KBB  dalam  program  ini  adalah  sebagai  penerima  manfaat,  sebab  untuk  anggaran,
              pelatihan, termasuk bibit pertanian semua ditanggung oleh pihak kementerian. Jika program ini
              sukses  di  lahan  10  ha  maka  ke  depan  akan  diperluas  menjadi  50  ha  dan  saat  ini  sedang
              diinventarisasi lahan-lahan yang tidak produktif untuk dimanfaatkan.

              "Selain fokus di komoditas sayuran program ini juga mengembangkan kacang edamame kualitas
              premium.  Komoditas  itu  banyak  dilirik  eksportir  dengan  permintaan  mencapai  4  ton/hari.
              Makanya kami juga bekerja sama dengan Kementan agar programnya bisa berkesinambungan,"
              ucapnya.

              (nun).



































                                                           88
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94