Page 130 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 AGUSTUS 2020
P. 130

BAMSOET HARAP RUU CIPTA KERJA DAPAT JADI SOLUSI BAGI BURUH-PENGUSAHA

              Dalam proses pembahasannya pun, pemerintah dan DPR RI sudah melibatkan berbagai pihak.
              Mulai dari KADIN Indonesia, APINDO, HIPMI, maupun dari berbagai organisasi buruh dan pekerja
              Jakarta - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo berharap  omnibus law  Rancangan Undang-undang
              (RUU) Cipta Kerja dapat menjadi solusi antara buruh dan pengusaha.

              Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dalam rilisnya yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan
              hal  tersebut  saat  menemui  perwakilan  buruh  KSBSI,  KSPSI,  KSPN,  K-SARBUMUSI,  FS
              KAHUTINDO, dan FSP BUN, di Ruang Kerja Ketua MPR RI.

              "Sehingga bisa dicapai  win-win solution  antara buruh dan pengusaha. Dengan demikian tidak
              ada yang saling dirugikan satu sama lain, karena hakikat keberadaan sebuah undang-undang
              adalah untuk menjawab persoalan secara bersama-sama," kata dia.

              Kemudian,  Bambang  Soesatyo  memberikan  apresiasi  atas  dukungan  berbagai  serikat  buruh
              terhadap  omnibus law  RUU Cipta Kerja sebagai upaya pemerintah dan parlemen memudahkan
              masuknya investasi ke Indonesia.

              Dukungan tersebut lanjut dia setidaknya sudah ditunjukkan 16 serikat buruh seperti KSPI, FSPMI,
              SPN, Aspek Indonesia, FSP KEP KSPI, Farkes, KSPSI, dan FSP TSK KSPSI.

              "Dalam proses pembahasannya pun, pemerintah dan DPR RI sudah melibatkan berbagai pihak.
              Mulai  dari  KADIN  Indonesia,  APINDO,  HIPMI,  maupun  dari  berbagai  organisasi  buruh  dan
              pekerja," tutur Bamsoet.

              Mantan Ketua DPR RI ini juga mengapresiasi catatan yang disampaikan buruh terhadap klaster
              ketenagakerjaan agar dikembalikan sesuai ketentuan hukum sebelumnya.

              Mahkamah Konstitusi telah mengeluarkan berbagai putusan atas gugatan buruh di masa lalu
              terkait uji materi UU Nomor  13/2003  tentang ketenagakerjaan terkait isu perjanjian kerja waktu
              tertentu (PKWT), upah, pesangon, hubungan kerja, PHK, penyelesaian perselisihan hubungan
              industrial serta jaminan sosial.

              Keputusan tersebut kata dia bersifat final dan mengikat, sehingga masih layak dijadikan sebagai
              dasar hukum.

              "Sedangkan ketentuan mengenai sanksi, karena tidak pernah diajukan gugatan uji materi ke MK,
              jadi bisa tetap mengacu kepada UU No.

              13/2003    .  Kabar  terbaru  dari  kawan-kawan  di  Badan  Legislasi  DPR  RI,  mereka  akan
              mengakomodir  keinginan  buruh  tersebut,  sehingga  seharusnya  sudah  bisa  dicapai    win-win
              solution  ," ucap Bamsoet.

              Wakil  Ketua  Umum  KADIN  Indonesia  ini  memaparkan  permasalahan  terbesar  dunia  usaha
              bukanlah pada sektor ketenagakerjaan.
              Data  Badan  Koordinasi  Penanaman  Modal  menunjukkan  hambatan  terbesar  investasi  dunia
              usaha  terletak  pada  perizinan  (32,6  persen),  pengadaan  lahan  (17,3  persen),  dan
              regulasi/kebijakan (15,2 persen).

              Kemudian, temuan Bank Dunia terhadap kemudahan berbisnis di suatu negara (  Ease of Doing
              Business 2020  ) menempatkan Indonesia di peringkat 73 dari 190 negara dunia. Sementara di
              ASEAN, Indonesia berada di peringkat ke-6 dari 10 negara.





                                                           129
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135