Page 39 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 AGUSTUS 2020
P. 39

Dalam proses pembahasannya, pemerintah dan DPR sudah melibatkan berbagai pihak. Mulai
              dari  Kamar  Dagang  Industri  (KADIN)  Indonesia,  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (APINDO),
              Himpunan  Pengusaha  Muda  Indonesia  (HIPMI), maupun  dari  berbagai  organisasi  buruh  dan
              pekerja. Sehingga bisa dicapai win-win solution antara buruh dan pengusaha. (   )     "Dengan
              demikian tidak ada yang saling dirugikan satu sama lain. Karena hakikat keberadaan sebuah
              undang-undang adalah untuk menjawab persoalan secara bersama-sama," ujar pria yang biasa
              disapa Bamsoet usai menerima perwakilan buruh dari KSBSI, KSPSI, KSPN, K-SARBUMUSI, FS
              KAHUTINDO, dan FSP BUN, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa
              25 Agustus 2020.

              Turut hadir antara lain Ketua Umum SPSI Yorys Raweyai, DEN KSBSI Elly Silaban, DPP KSPSI
              Bibit Gunawan, DPP KSPN Ristadi, dan DPP K-SARBUMUSI Syaifullah Bahri. (   )  Mantan Ketua
              DPR ini juga mengapresiasi catatan yang disampaikan buruh terhadap klaster ketenagakerjaan
              agar  dikembalikan  sesuai  ketentuan  hukum  sebelumnya.  Mahkamah  Konstitusi  telah
              mengeluarkan  berbagai  putusan  atas  gugatan  buruh  di  masa  lalu  terkait  uji  materi  UU  No.
              13/2003 tentang Ketenagakerjaan terkait isu Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), upah,
              pesangon, hubungan kerja, PHK, penyelesaian perselisihan hubungan industrial serta jaminan
              sosial. Keputusan tersebut final dan mengikat, sehingga masih layak dijadikan sebagai dasar
              hukum.

              "Sedangkan ketentuan mengenai sanksi, karena tidak pernah diajukan gugatan uji materi ke MK,
              jadi  bisa  tetap  mengacu  kepada  UU  No.13/2003.  Kabar  terbaru  dari kawan-kawan  di  Badan
              Legislasi DPR RI, mereka akan mengakomodir keinginan buruh tersebut. Sehingga seharusnya
              sudah bisa dicapai  win-win solution  ," tandas Bamsoet.

              Wakil  Ketua  Umum  KADIN  Indonesia  ini  memaparkan,  permasalahan  terbesar  dunia  usaha,
              bukanlah pada sektor ketenagakerjaan. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukan
              hambatan terbesar investasi dunia usaha terletak pada perizinan (32,6 persen), pengadaan lahan
              (17,3 persen), dan regulasi/kebijakan (15,2 persen). Temuan Bank Dunia terhadap kemudahan
              berbisnis di suatu negara (Ease of Doing Business 2020) menempatkan Indonesia di peringkat
              73 dari 190 negara dunia. Sementara di ASEAN, Indonesia berada di peringkat ke-6 dari 10
              negara.

              "Sebagian besar karena ego sektoral kementerian/lembaga serta tumpang tindih kewenangan
              bupati dan gubernur. Masalah inilah yang sedang dicarikan jalan keluarnya dalam omnibus law
              RUU Cipta Kerja. Sementara masalah ketenagakerjaan, seharusnya tak terlalu menjadi persoalan
              karena sudah ada putusan MK maupun UU No.13/2003. Sehingga antara buruh dan pengusaha
              tak perlu ada yang merasa dirugikan atas kehadiran RUU Cipta Kerja," pungkas Bamsoet..

























                                                           38
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44