Page 148 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 APRIL 2021
P. 148

TINGKATKAN KEPATUHAN BADAN USAHA, BPJS KESEHATAN SINERGI DATA
              DENGAN KEMNAKER
              Jakarta,  Direktur  Utama  Badan  Penyelenggara  Jaminan  Sosial  (BPJS)  Kesehatan  Ali  Ghufron
              Mukti mengungkapkan, BPJS Kesehatan akan mengoptimalkan integrasi data dan aplikasi Wajib
              Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (WLKP) dengan aplikasi Perluasan Kepesertaan Pekerja
              Penerima Upah Badan Usaha (PPU BU) milik BPJS Kesehatan. Hal tersebut dilakukan sebagai
              upaya perluasan kepesertaan dan kepatuhan badan usaha (BU).

              "Optimalisasi aplikasi WLKP saat ini diharapkan dapat memastikan seluruh badan usaha dan
              pekerjanya terdaftar dalam Program JKN-KIS. Dengan kata lain pekerja akan terjamin akses
              layanan kesehatannya. Saat ini, masih sering kami temui ketidakpatuhan pemberi kerja dalam
              menyediakan  jaminan  kesehatan  bagi  para  pekerjanya,"  kata  Ghufron  dalam  keterangan
              resminya saat pertemuan dengan Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah dan jajaran Direksi
              BPJS Kesehatan, Kamis (15/4/2021).

              Ghufron berharap dengan segera diimplementasikan sinergi aplikasi WLKP ini diharapkan dapat
              menyisir  data-data  potensial  ketenagakerjaan,  khususnya  dalam  hal  kepatuhan  terhadap
              Program JKN-KIS. Ghufron berharap dukungan yang solid dari Kementerian Ketenagakerjaan
              (Kemnaker)  dapat  mewujudkan  Program  JKN-KIS  yang  berkeadilan  bagi  seluruh  masyarakat
              Indonesia termasuk pekerja.

              Sementara  itu  Direktur  Pengawasan,  Pemeriksaan  dan  Hubungan  Antar  Lembaga  BPJS
              Kesehatan  Mundiharno  mengungkapkan,  sepanjang  tahun  2020,  terdapat  1.094  laporan
              ketidakpatuhan pemberi kerja atau Badan Usaha kepada Pengawas Ketenagakerjaan di tingkat
              daerah  yang  kemudian  ditindaklanjuti  dengan  pemeriksaan  bersama  antara  BPJS  Kesehatan
              dengan Kemenaker.

              "Ketidakpatuhan Badan Usaha tersebut antara lain, ketidakpatuhan pendaftaran, ketidakpatuhan
              penerimaan  piutang  tahun  berjalan  dan  ketidakpatuhan  penerimaan  piutang  carry  over.
              Ketidakpatuhan  ini,  selain  berdampak  terhadap  kesejahteraan  para  pekerja  juga  berdampak
              terhadap keberlangsungan Program JKN-KIS," ujar Mundiharno.

              Sampai dengan 31 Maret 2021, jumlah Badan Usaha yang telah terdaftar dalam Program JKN-
              KIS  sebanyak  333.56  dengan  jumlah  pekerja  16.969.202  dan  anggota  keluarga  sebanyak
              21.082.026, sehingga total peserta segmen PPU Badan Usaha sebanyak 38.051.228 jiwa.
              Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah juga menyambut baik sinergi data yang diharapkan
              dapat menyelesaikan berbagai kendala kepesertaan Program JKN-KIS, khususnya bagi segmen
              PPU-BU.  Menurutnya  perlu  ada  penguatan  dalam  koordinasi  selain  dengan  Kemenaker  juga
              dengan BPJS Ketenagakerjaan.

              "Konsekuensi dari sinergi data ini adalah perlu banyak duduk bersama, adanya pendalaman dan
              yang terpenting pemahaman yang sama antar instansi. Karena dampak dari pertukaran data ini
              tentu  banyak  sekali,  misalnya  ada  penurunan  atau  peningkatan  jumlah  peserta.  Diperlukan
              kecermatan pengolahan data dari masing-masing," kata Ida.

              Sumber: BeritaSatu.com.











                                                           147
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153