Page 30 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 APRIL 2021
P. 30

serta tuntutan yang belum ada kepastian/kejelasan serta pengaduan ke YUM Internasional jika
              KFC  tidak  segera  mencabut  Surat  tes  PCR  tersebut,"  katanya  kepada  IDN  Times,  Kamis
              (15/4/2021).



              KARYAWAN KFC AKAN GELAR AKSI LANJUTAN JIKA TUNTUTAN TAK DIPENUHI

              Jakarta,  IDN  Times  -  Koordinator  Solidaritas  Perjuangan  Buruh  Indonesia  (SPBI)  Antony
              Matondang mengatakan para pekerja PT. Fast Food Indonesia Tbk (KFC) siap melakukan aksi
              massa lanjutan jika tuntutan mereka terkait pembayaran upah dan tunjangan, serta kebijakan
              wajib tes PCR tak juga dipenuhi oleh KFC.

              "Kita  sedang  persiapkan  aksi  massa  lanjutan  terhadap  tindakan  balasan  KFC  tersebut  serta
              tuntutan yang belum ada kepastian/kejelasan serta pengaduan ke YUM Internasional jika KFC
              tidak segera mencabut Surat tes PCR tersebut," katanya kepada IDN Times, Kamis (15/4/2021).

              1.  Aksi  massa  tuntut  kejelasan  upah  dan  tunjangan  Ilustrasi  Restoran  Cepat  Saji  (IDN
              Times/Besse Fadhilah) Sebelumnya pada Senin, kalangan buruh yang tergabung dalam SPBI
              SBT PT Fast Food Indonesia Tbk menggelar aksi demonstrasi di depan gerai KFC Gelael, MT
              Haryono, Jakarta, yang juga merupakan kantor pusat KFC.

              Para pekerja mendesak PT Fast Food Indonesia Tbk untuk mengeluarkan kebijakan pembayaran
              upah sebagaimana mestinya dan mengembalikan upah yang selama ini ditahan oleh perusahaan.
              Setidaknya ada 50-an orang perwakilan dari berbagai store KFC di Indonesia yang mengikuti
              kegiatan tersebut, kata Antony.

              2.  Pelanggaran  KFC  terhadap  pekerja  Ilustrasi  Logo  Restoran  Cepat  Saji  (IDN  Times/Besse
              Fadhilah) Dalam sebuah pernyataan pada 12 April 2021, SPBI mengatakan bahwa pada April
              2020 PT. Fast Food Indonesia Tbk mengeluarkan kebijakan pemotongan upah dan hold upah,
              dan  membayar  tunjangan  hari  raya  (THR)  tidak  sesuai  dengan  ketentuan  Perjanjian  Kerja
              Bersama  (PKB)  KFC.  Mereka  juga  menunda  pembayaran  upah  lembur  buruh  dengan  alasan
              terdampak pandemik COVID-19.

              "Akibat  dari  kebijakan  ini,  sebagian  pekerja  KFC  mendapatkan  Upah  jauh  dibawah  Upah
              Minimum Kota/Kabupaten yang berlaku pada tahun 2020," jelas SPBI.

              PT. Fast Food Indonesia Tbk juga mengeluarkan kebijakan Penundaan Pembayaran Tunjangan
              Kelahiran, Kematian, Pernikahan dan Penghargaan Masa Kerja yang dianggap tidak sesuai PKB.

              "Situasi seperti ini setidaknya telah dialami seluruh pekerja KFC dengan durasi waktu hampir
              setahun sejak pandemi COVID-19 dan hingga hari ini belum ada kejelasan, kapan semua ini akan
              dibayarkan oleh Pengusaha kepada Pekerja," katanya.
              Ilustrasi  Restoran  Cepat  Saji  (IDN  Times/Besse  Fadhilah)  Pasca  aksi  massa  tersebut,  KFC
              mengeluarkan imbauan kepada para pekerja yang terlibat aksi untuk wajib menunjukkan hasil
              tes PCR untuk dapat kembali bekerja. Bagi karyawan yang tidak mematuhi imbauan tersebut,
              terancam dijatuhi sanksi bahkan diancam PHK.

              Langkah tersebut, menurutnya bukan hanya mencerminkan sikap anti serikat terhadap anggota
              SPBI KFC, tapi juga sangat memberatkan para pekerja, mengingat biaya tes PCR yang tergolong
              mahal.
              "Ini menunjukkan tindakan balasan KFC dan diskriminatif. Pasalnya ada Serikat Pekerja Fast
              Food Indonesia (SP FFI) yg melakukan aksi massa dan berkerumun di restoran pasca aksi tidak
              pernah diperlakukan demikian," tuturnya.

                                                           29
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35