Page 146 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 NOVEMBER 2020
P. 146

Ringkasan

              Ketua Umum Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Tekstil Sandang dan Kulit Serikat Pekerja
              Seluruh  Indonesia  (FSP  TSK  SPSI)  Roy  Jinto  meminta  Gubernur  Jawa  Barat  Ridwan  Kamil
              merevisi  Upah  Minimum  Kota/Kabupaten  (UMK)  2021  di  sejumlah  daerah.  Pasalnya,  10
              kabupaten/kota di Jabar tidak menaikkan UMK 2021 meski mendapatkan rekomendasi untuk
              menaikkan upah minimum.

              Terkait  masa  pandemi  Covid-19,  Sekretaris  Daerah  (Sekda)  Provinsi  Jabar  Setiawan
              Wangsaatmaja menjelaskan, 10 kabupaten/kota di Jabar tidak menaikkan UMK-nya sesuai Surat
              Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor/11/HK.04/X/2020 tentang Penetapan Upah Minimum
              Tahun 2021 pada Masa Pandemi Covid-19.



              UMK 2021 10 DAERAH DI JABAR TETAP, BURUH MINTA RK EVALUASI SK

              Ketua Umum Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Tekstil Sandang dan Kulit Serikat Pekerja
              Seluruh  Indonesia  (FSP  TSK  SPSI)  Roy  Jinto  meminta  Gubernur  Jawa  Barat  Ridwan  Kamil
              merevisi Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) 2021 di sejumlah daerah.

              Pasalnya,  10  kabupaten/kota  di  Jabar  tidak  menaikkan  UMK  2021  meski  mendapatkan
              rekomendasi untuk menaikkan upah minimum.

              "Pertama,  kami  apresiasi  gubernur  sudah  menetapkan  UMK  tahun  2021  sesuai  rekomendasi
              bupati/walikota masing-masing daerah. Namun dalam penetapan itu ada persoalan beberapa
              daerah yang tidak naik UMK-nya," kata Roy Jinto di Bandung, Minggu (22/11).

              Roy mencontohkan Kabupaten Cianjur sebagai salah satu daerah dengan UMK tetap atau sama
              dengan 2020. Padahal, kata dia, Pemerintah Kabupaten Cianjur sesuai rekomendasi penjabat
              sementara (Pjs) bupatinya merekomendasikan 8 persen kenaikkan UMK 2021 sampai dengan
              rapat terakhir Dewan Pengupahan Provinsi Jawa Barat. Bahkan, hingga ditandatanganinya berita
              acara dewan pengupahan tersebut, rekomendasi masih tetap 8 persen.

              Berdasarkan informasi yang ia terima, alasan tidak adanya kenaikan UMK Cianjur berdasarkan
              surat klarifikasi rekomendasi dari Pjs Bupati Cianjur pada 20 November 2021. Menurutnya, surat
              tersebut tidak pernah dibahas di Dewan Pengupahan Provinsi Jabar.

              "Karena sampai selesai rapat Depeprov, tidak ada surat tersebut. Kami tidak tahu kapan surat
              susulan dari Kabupaten Cianjur tersebut disampaikan ke Pemprov Jaba dan yang sangat kami
              sayangkan kenapa tidak dibahas lagi di Depeprov Jabar kalau ada perubahan rekomendasi dari
              kabupaten/kota," tegasnya.

              Dengan demikian, Roy berharap Pemprov Jabar segera merevisi Surat Keputusan (SK) Gubernur
              Nomor 561/Kep.774-Yanbangsos/2020 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jabar 2021.

              "Kami meminta Gubernur Jawa Barat untuk merevisi SK UMK Cianjur untuk dinaikkan sesuai
              rekomendasi  awal  8  persen  dan  juga  9  kabupaten/kota  lainnya.  Serta  meminta  gubernur
              menggunakan kewenangannya untuk menaikkan UMK tahun 2021 di kabupaten/kota tersebut
              agar buruh di daerah tersebut juga mendapatkan keadilan," ujarnya.

              Sebagai informasi, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengeluarkan Keputusan Gubernur
              Jawa Barat Nomor 561/Kep.774-Yanbangsos/2020 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di
              Jabar 2021.





                                                           145
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151