Page 104 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 104

Ringkasan

              Besaran kenaikan upah minimum 2021 di DKI Jakarta mengacu Peraturan Pemerintah nomor 78
              tahun 2015 tentang Pengupahan. Anggota Dewan Pengupahan Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek)
              DKI Jakarta Dedi Hartono mengatakan, rumusan pengupahan yang mengacu regulasi tersebut
              adalah penambahan nilai inflasi dan pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto.

              Adapun kenaikan upah dihitung dari rata-rata pertumbuhan ekonomi triwulan tiga dan empat
              tahun  2019  serta  triwulan  satu  dan  dua  tahun  2020  terhadap  pertumbuhan  ekonomi  tahun
              sebelumnya  pada  periode  yang  sama.  Nilainya  jika  dirata-ratakan  pertumbuhan  ekonomi
              mencapai 1,85 persen.



              DEWAN PENGUPAHAN SEBUT UPAH MINIMUM DKI MASIH BISA NAIK RP 139 RIBU
              Besaran kenaikan upah minimum 2021 di DKI Jakarta mengacu Peraturan Pemerintah nomor 78
              tahun 2015 tentang Pengupahan. Anggota Dewan Pengupahan Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek)
              DKI Jakarta Dedi Hartono mengatakan, rumusan pengupahan yang mengacu regulasi tersebut
              adalah penambahan nilai inflasi dan pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto.

              Adapun kenaikan upah dihitung dari rata-rata pertumbuhan ekonomi triwulan tiga dan empat
              tahun  2019  serta  triwulan  satu  dan  dua  tahun  2020  terhadap  pertumbuhan  ekonomi  tahun
              sebelumnya  pada  periode  yang  sama.  Nilainya  jika  dirata-ratakan  pertumbuhan  ekonomi
              mencapai 1,85 persen.

              Sedangkan inflasi nasional pada September 2020 nilainya 1,42 persen. Jika diformulasikan maka
              kenaikan UMP DKI 2021 mencapai 3,27 persen seperti yang diputuskan saat ini dari penambahan
              inflasi dan pertumbuhan ekonomi tersebut. "Jadi kenaikan upah Rp 139.836," kata Dedi, saat
              dihubungi, Ahad 1 November 2020.

              Menurut  dia, kenaikan  upah  harus  dilakukan perusahaan  yang  tidak  terkena  imbas  pandemi
              Covid-19 karena kehidupan berpotensi bertambah sulit. Pemerintah pun belum bisa menjamin
              bahwa harga kebutuhan pokok dan bahan bakar minyak tidak naik tahun depan. "Kalau upah
              tidak naik, buruh bakal semakin merasakan beban ini." Pemerintah DKI, kata dia, telah bijaksana
              dengan membantu mensubsidi buruh yang tidak mengalami kenaikan gaji dengan memberikan
              layanan Transjakarta gratis dan menyediakan lima kebutuhan pokok yang terjangkau.

              "Fasilitas  itu  diberikan  bagi  buruh  yang  mempunyai  kartu  pekerja.  Bahkan  buruh  yang
              mempunyai  kartu  pekerja  otomatis  mendapatkan  bantuan  biaya  pendidikan  untuk  anaknya
              hingga jenjang perguruan tinggi," ujarnya. "Subsidi ini cukup membantu dan memang sudah
              lama  diterapkan."  Kebijakan  upah  minimum  asimetris  yang  dirintis  DKI  ini  membuka  ruang
              komunikasi antara pengusaha dan buruh. Sebabnya perusahaan wajib berkomunikasi dengan
              buruh jika belum sanggup menaikkan UMP tahun depan. "Perusahaan yang belum menaikkan
              upah  harus  lapor  ke  Disnaker,  tapi  nanti  ada  upaya  runding  sebelumnya  antara  Bipartit
              (pengusaha dan buruh). Mekanisme ini yang dulu belum pernah terjadi," ujarnya. "Pandemi ini
              juga membawa dampak positif terhadap komunitas buruh dan pengusaha." .













                                                           103
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109