Page 529 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 529

ekonomi  tahun  ini  diperkirakan  minus  8%  dan  inflansi  3%.  Atas  dasar  tersebut,  KSPI
              mengusulkan kenaikan upah minimum 2021 sebesar 8%. Namun demikian, jika dirasa berat,
              Dewan Pengupahan dan pemerintah daerah bisa berunding, berapa kenaikan upah minimum
              yang tepat.

              Apalagi, saat ini masih banyak perusahan yang beroperasi seperti biasa. "Jangan dipukul rata,
              semua perusahaan tidak mampu membayar kenaikan upah minimum. Bahkan kalaupun ada yang
              tidak mampu, undang-undang memberikan ruang untuk menangguhkan upah minimum." Said
              menambahkan pihaknya mendapat laporan dari anggota Dewan Pengupahan Nasional dari unsur
              serikat buruh, bahwa tidak ada kesepakatan apa pun dari Dewan Pengupahan Nasional yang
              menyatakan tidak ada kenaikan upah minimum 2021. Bahkan dalam forum yang lebih besar
              yang dihadiri Dewan Pengupahan Nasional, provinsi, dan kabupaten/ kota, tidak ada keputusan
              yang menyatakan upah minimum tahun 2021 tidak naik.

              "Jadi  pemerintah  menggunakan  dasar  apa  mengeluarkan  surat  edaran  yang  meminta  agar
              gubernur tidak menaikkan upah minimum? Patut diduga Menaker berbohong dalam penerbitan
              surat edaran tersebut," kata Said.
              Menurut  dia,  KSPI  akan  menggelar  aksi  pada  2  November  di  depan  Istana  dan  Mahkamah
              Konstitusi. Aksi itu juga akan dilakukan serentak di 24 provinsi dan 200 kabupaten/kota. Said
              menegaskan bahwa aksi - aksi yang akan dilakukan KSPI terukur, terarah, konstitusional, dan
              tidak anarkistis.
              Aksi serupa akan dilakukan pada 9 November di DPR untuk mendesak legislative review terhadap
              UU Cipta Kerja. Selanjutnya tanggal 10 November di kantor Kementerian Ketenagakerjaan untuk
              meminta Menaker mencabut surat edaran.

              Tak Beri Rekomendasi Wakil Ketua Dewan Pengupahan Nasional (Depenas) Sunardi mengaku
              tak pernah memberikan rekomendasi Upah Minimum Provinsi (UMP) 2021 agar tidak naik, atau
              sama  dengan  2020.  Sunardi  menilai,  Surat  Edaran  Menteri  Ketenagakerjaan  Nomor
              M/ll/HK.04/X/  2020  tentang  Penetapan  Upah  Minimum  Tahun  2021  pada  Masa  Pandemi
              Coronavirus Disease 2019 hanya mengakomodasi usulan pengusaha.

              "Usulan dari Apindo atau unsur pengusaha, upah minimum 2021 sama dengan 2020. Nah setelah
              itu, kewenangan bukan ada di Depenas. Itu sudah dikirim ke Menteri, dua usulan. Tiba-tiba kok
              yang diakomodasi hanya satu? Ini yang salah Bu Menteri Ketenagakerjaan.
              Karena mestinya yang ditetapkan dalam rapat, duaduanya itu diakomodasi," ungkap Sunardi
              yang  merupakan  anggota  Depenas  dari  unsur  serikat  pekerja/buruh,  dalam  konferensi  pers
              secara virtual, kemarin.

              Dalam kesempatan yang sama, anggota Depenas Mirah Sumirat mengatakan, pada 16 Oktober
              2020  Dewan  Pengupahan  se-Indonesia  mengadakan  rapat  pleno  dengan  pemerintah  dan
              Apindo.

              Dalam rapat, dihasilkan dua pendapat dari serikat pekerja (UMP 2021 naik) dan Apindo (UMP
              2021 tak naik). Ketika SE Menaker keluar, ia terkejut. "SE Menaker, tidak ada  kenaikan. Ini
              menimbulkan  kekecewaan.  Kami  sangat  marah  karena  pemerintah  betul-betul  tidak  memiliki
              kepedulian. Tidak ada rasa kemanusiaan sama sekali di tengah pandemi," ujar Mirah.

              Jalan  Tengah  Merespons  hal  tersebut,  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  menegaskan,
              pemerintah  telah  mencatat  semua  rekomendasi  serikat  pekerja/buruh.  Menurutnya,  usulan
              serikat  pekerja/buruh  ialah  penekanan  tak  ada  penurunan  UMP  tahun  depan.  Rekomendasi
              pengusaha juga masuk catatan pemerintah.



                                                           528
   524   525   526   527   528   529   530   531   532   533   534