Page 636 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 636

SERIKAT BURUH: PEMERINTAH TAK PUNYA RASA KEMANUSIAAN

              Pemerintah melalui Surat Edaran (SE) Menaker Nomor 11/HK04/X/2020 menetapkan UMP tahun
              2021 sama dengan 2020, atau tidak ada kenaikan UMP 2021. Hal ini pun ditolak oleh serikat
              buruh.

              Dengan tidak adanya kenaikan UMP 2021, Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia
              Mirah Sumirat menyebut, pemerintah terlalu membela kepentingan pengusaha.

              "Pemerintah betul-betul tidak ada kepedulian. Tak ada rasa kemanusiaan sama sekali di tengah
              pandemi Covid-19 ke pekerja," kata Mirah dalam video konferensi, Jumat (30/10/2020).

              Mirah  menjelaskan,  pada  16  Oktober  2020  diselenggarakan  pertemuan  antara  Dewan
              Pengupahan Nasional, Dewan Pengupahan Daerah, pengusaha, dan pemerintah.

              Dari pertemuan itu, kata Mirah, terdapat dua pendapat dari pengusaha dan buruh atau pekerja.
              Merujuk  pada  berita  acara  pertemuan,  serikat  pekerja  dan  buruh  memandang,  penetapan
              UMP/UMK/UMSP/UMSK  tahun  2021  diserahkan  kepada  dewan  pengupahan  daerah  masing-
              masing.

              Sementara Apindo menyatakan, berdasarkan kondisi pandemi Covid-19, maka penetapan upah
              minimum provinsi dan kabupaten dan kota 2021 disamakan dengan UMP 2020.

              Dari dua pendapat tersebut, kata Mirah, pemerintah terlihat lebih mengakomodasi kepentingan
              pengusaha, dibanding nasib pekerja.

              "Lagi-lagi  sikap  pemerintah  tidak  bijaksana  sama  sekali,  dengan  mengedepankan  win  win
              solution," ucap Mirah.

              Menteri  Ketenagakerjaan,  Ida  Fauziyah,  menyatakan  bahwa  sudah  ada  18  provinsi  yang
              dilaporkan sepakat akan mengikuti Surat Edaran (SE) tentang Penetapan Upah Minimum tahun
              2021 ( UMP 2021 ) pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
              "Terkait dengan upah minimum provinsi sudah ada laporan 18 provinsi yang akan mengikuti
              Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan," kata Menaker Ida di Jakarta, pada Kamis, 29 Oktober
              2020.

              Berdasarkan  pemantauan  sampai  hari  Selasa,  27  Oktober  2020,  pukul 16.35  WIB,  beberapa
              daerah  telah  melaksanakan  sidang  Dewan  Pengupahan  Provinsi  dalam  rangka  persiapan
              penetapan  UMP  2021  yang  telah  menghasilkan  kesepakatan  akan  melaksanakan  SE  Menteri
              Ketenagakerjaan Kedelapan belas provinsi yang dimaksud adalah Banten, Bali, Aceh, Lampung,
              Bengkulu,  Kepulauan  Riau,  Bangka  Belitung,  Nusa  Tenggara  Barat,  Nusa  Tenggara  Timur,
              Sulawesi  Tengah,  Sulawesi  Tenggara,  Sulawesi  Barat.  Lalu,  Maluku  Utara,  Kalimantan  Barat
              Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Papua.

              "Jadi, sebenarnya posisinya setelah kita mendiskusikan secara mendalam, mempertimbangkan
              berbagai hal, jalan tengah yang bisa kita ambil adalah dengan tetap sebagaimana upah minimum
              2020. Ini adalah jalan tengah yang kita ambil hasil diskusi di Dewan Pengupahan Nasional. Kita
              harap  para  gubernur  menjadikan  ini  sebagai  referensi  dalam  menetapkan  upah  minimum,"
              katanya.

              Sebagaimana  diketahui,  Menaker  Ida  telah  menerbitkan  Surat  Edaran  (SE)  Nomor
              M/11/HK.04/2020  yang  ditujukan  kepada  Gubernur  se-Indonesia.  SE  itu  mengatur  tentang
              Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-
              19).



                                                           635
   631   632   633   634   635   636   637   638   639   640   641