Page 651 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 651

TERPILIH JADI KETUA MENTERI KETENAGAKERJAAN SE-ASEAN, INI TANGGAPAN
              MENAKER IDA
              Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah secara resmi menjabat Chair of ASEAN Labour Ministers
              Meeting (ALMM) atau Ketua Menteri-menteri Ketenagakerjaan se-ASEAN untuk masa jabatan
              periode 2020 hingga 2022.

              Indonesia selaku Ketua ASEAN bidang ketenagakerjaan periode 2020-2022 mengusung tema
              mempromosikan  pekerja  ASEAN  untuk  daya  saing,  ketahanan,  dan  ketangkasan  dalam
              menghadapi pekerjaan masa depan.

              "Tahun  ini  giliran  Menaker  Indonesia  menjadi  ketua  forum  kerja  sama  ASEAN  bidang
              ketenagakerjaan periode 2020-2022, " kata Ida usai serah terima jabatan dari Tuan Haji Awang
              (Malaysia) selaku Ketua periode 2018-2020.

              Dia menjelaskan, ALMM merupakan pertemuan tingkat Menteri ASEAN bidang ketenagakerjaan
              yang digelar setiap dua tahun sekali dan dihadiri oleh sepuluh negara anggota ASEAN.

              Selain itu, dilakukan pertemuan ALMM+3 yang diikuti 10 Menaker negara ASEAN dan tiga negara
              mitra ASEAN yaitu Jepang, Republik Korea dan Republik Rakyat Tiongkok.

              "ALMM  merupakan  forum  diskusi,  tukar  informasi  dan  pengalaman/praktek  terbaik  tentang
              dampak transformasi digital terhadap pasar kerja dan jenis pendidikan vokasi yang dibutuhkan.
              Termasuk juga membahas hubungan kerja, dialog sosial dan jaminan sosial bagi pekerja di era
              ekonomi digital," katanya.

              Tanggapan soal Penepatan UMP Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, menanggapi polemik
              atas penerbitan Surat Edaran (SE) Nomor M/11/HK.04/2020 tentang Penetapan Upah Minimum
              Tahun 2021 pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
              Menurutnya ketentuan tidak menaikkan upah minimum tahun 2021 (UMP 2021) dalam SE anyar
              itu merupakan jalan tengah yang diambil pemerintah.

              "Ini jalan tengah yang harus diambil oleh pemerintah dalam kondisi yang sulit dan tidak mudah.
              Perlindungan pengupahan kita jaga, keberlangsungan usaha harus kita perhatikan. Atas dasar
              itulah SE ini kami keluarkan," kata Menaker Ida di Jakarta, Selasa (27/10).

              Menurut  Menaker  Ida,  penerbitan  SE  tersebut  berdasarkan  kajian  yang  dilakukan  secara
              mendalam  oleh  Dewan  Pengupahan  Nasional  (Depenas)  terkait  dampak  Covid-19  terhadap
              pengupahan.

              Mengingat  pandemi  Covid-19  telah  berdampak  kondisi  perekonomian  dan  kemampuan
              perusahaan dalam memenuhi hak pekerja/buruh termasuk dalam membayar upah.

              SE UMP tersebut juga dalam rangka memberikan perlindungan dan keberlangsungan bekerja
              bagi  pekerja/buruh  serta  menjaga  kelangsungan  usaha.  Alhasil  perlu  dilakukan  penyesuaian
              terhadap penetapan upah minimum pada situasi pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19.

              "Di samping itu tentu saja harus diingat bahwa pemerintah tetap memperhatikan kemampuan
              daya beli para pekerja melalui subsidi gaji/upah. Sesungguhnya bantalan sosial sudah disediakan
              oleh pemerintah. Jadi pemerintah tidak begitu saja menetapkan itu karena ada beberapa langkah
              yang sudah dilakukan," terangnya.

              Reporter: Tira Santia Sumber: Liputan6.com [idr] Tanggapan soal Penepatan UMP.




                                                           650
   646   647   648   649   650   651   652   653   654   655   656