Page 142 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2020
P. 142

PERKUMPULAN PENGUSAHA TEKSTIL TEMUI AHMAD BASARAH

              JAKARTA -- Dampak sosial ekonomi Covid-19 serta tingginya Upah Minimum Kabupaten telah
              mengancam tutupnya ratusan perusahan tekstil yang  berakibat akan terjadinya PHK massal.
              Mengantisipasi hal itu, Perkumpulan Pengusaha Produk Tekstil yang diketuai Chang Ahn Sub
              menemui Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah di kantornya, Kamis (24/12).

              Juru bicara Perkumpulan Pengusaha Tekstil itu, Sariat Arifia, mengungkapkan pihaknya sangat
              mengapresiasi  pemerintah  Indonesia  dalam  menetapkan  UU  Cipta  Kerja  dalam  rangka
              menciptakan lapangan kerja bagi rakyat Indonesia. "Namun dalam realitasnya para pengusaha
              yang  tergabung dalam asosiasi  perkumpulan  pengusaha  produk  tekstil Jawa  Barat  terancam
              gulung tikar dan pekerja terancam PHK massal dalam waktu dekat ini, di karenakan penetapan
              pengupahan di luar kemampuan dan kepantasan," ujar Sariat, seperti dalam siaran pers.

              Lebih  lanjut  Sariat  menambahkan,  sebagai  contoh,  sepanjang  tahun  2019  saja  telah  terjadi
              penutupan puluhan pabrik garmen dengan jumlah pekerja yang di PHK kurang lebih 25 ribuan
              karyawan di Kabupaten Bogor dan Purwakarta. "Apabila tidak dilakukan langkah penyelamatan
              yang  serius,  maka tahun  2021  banyak  perusahaan  yang  akan  melakukan  penutupan  pabrik.
              Dalam hal ini asosiasi, merasakan ketidak adilan dan diskriminasi dalam penetapan kebijakan
              pengupahan," urai Sariat.

              Sementara  itu,  Ketua  Dewan  Pengupahan  Kabupaten  Bogor  dari  unsur  Apindo,  Dessy
              menyampaikan  kekecewaannya  dengan  penetapan  upah  minimum  kabupaten  yang  tidak
              berdasarkan kesepakatan tiga unsur. Yaitu pekerja, pengusaha dan pemerintah. "Hal ini sangat
              merusak keberlangsungan kehidupan perusahaan dan berisiko tinggi akan terjadinya PHK massal
              yang merugikan karyawan sendiri," terangnya Dessy menambahkan, sebenarnya para pekerja
              ini intinya mau bekerja dan tidak menginginkan pabrik tempat mereka bekerja tutup. Apalagi
              pengangguran di Jawa Barat sangat tinggi. "Untuk pengangguran di Kabupaten Bogor sudah
              saja mencapai 14,26 persen," terangnya lagi.

              Ditambahkan  oleh  Ketua  dewan  pengupahan  asosiasi  lembaga  ini,  Yan  Mei  bahwa  saat  ini
              pengusaha  dan  para  pekerja  yang  bekerja  di  perusahaanlah  yang  benar  benar  mengetahui
              kondisi perusahaan kami masing-masing. "Belum tentu pihak2 yang mengatasnamakan asosiasi
              pekerja benar-benar memahami keinginan dan kebutuhan pekerja," ujar Mei.

              "Kami betul-betul mengharapkan bantuan Pimpinan MPR agar masalah ini bisa disampaikan dan
              diketahui serta menjadi perhatiaan pemerintah pusat, khususnya Bapak Presiden Jokowi yang
              memang sedang gencar mengatasi masalah pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja
              di Indonesia," ujar Mei.

























                                                           141
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147