Page 144 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2020
P. 144

Ringkasan

              Bab IV Ketenagakerjaan Undang-Undang (UU) Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja mengubah,
              menghapus dan menetapkan pengaturan baru beberapa ketentuan yang diatur dalam UU no.
              13/2003 tentang Ketenagakerjaan.



              ATURAN PESANGON DALAM UU CIPTA KERJA UNTUNGKAN PEKERJA DAN
              PENGUSAHA
              Bab IV Ketenagakerjaan Undang-Undang (UU) Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja mengubah,
              menghapus dan menetapkan pengaturan baru beberapa ketentuan yang diatur dalam UU no.
              13/2003 tentang Ketenagakerjaan.

              "Kurang lebih ada 68 pasal tentang ketenagakerjaan yang diubah, dihapus, bahkan ada formulasi
              baru  yang  diselipkan  pada  beberapa  pasal,"  beber  M.  Harun  dalam  seminar  daring  bertajuk
              Pertanggungjawaban  Pidana  dalam  UU  Cipta  Kerja,  pada  Rabu  (23/12/2020),  yang
              diselenggarakan Centre of Law and Constitution Studies (CLC-Studies) UIN Walisongo Semarang
              dan Pusat Pengabdian untuk Masyarakat (PPM) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.

              Akademisi Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Walisongo Semarang tersebut menyimpukan
              berdasarkan kajiannya, pengaturan baru tersebut akan berimplikasi pada pengusaha ataupun
              pekerja. Ada pasal-pasal yang sama-sama menguntungkan dan ada juga pasal-pasal yang lebih
              menguntungkan salah satu pihak, baik pengusaha ataupun pekerja.

              "Dalam pasal-pasal yang dihapus, diubah dan disisipkan itu tentu ada pihak-pihak yang sama-
              sama diuntungkan, yakni pihak pengusaha dan pihak pekerja. Tapi di sisi lain, ada pihak yang
              diuntungkan ataupun ada pihak yang dirugikan, baik pekerja ataupun sebagian kecil pengusaha,"
              jelas Harun.

              Ia mencontohkan pengaturan baru yang sama-sama menguntungkan kedua belah pihak, yakni
              pasal 156 ayat (2) UU Cipta Kerja yang mengatur besaran uang pesangon dan ayat (3) mengatur
              besaran uang penghargaan masa kerja.

              "Perbandingan  UU  Ketenagakerjaan  dan  UU  Cipta  Kerja  tentang  uang  pesangon  dan  uang
              penghargaan  masa  kerja  ternyata  tidak  ada  kelompok  yang  dirugikan  atau  sama-sama
              diuntungkan," ungkap Dosen Hukum Pidana FSH UIN Walisongo Semarang itu.
              Sebagai informasi, yang membedakan ketentuan pesangon dalam UU Cipta Kerja dengan UU
              Ketenagakerjaan salah satunya adalah perubahan atas pasal 185. Jika dalam UU sebelumnya
              tidak  diatur  sanksi  pidana  bagi  pelanggar  pembayaran  pesangon,  maka  UU  Cipta  Kerja
              menambahkan pelanggar ketentuan pesangon (156 ayat 2) di dalam pasal 185 UU Cipta Kerja
              tersebut.

              Dengan demikian, bagi pelanggar Pasal 156 ayat 2 yang mengatur besaran uang pesangon yang
              wajib diberikan kepada pekerja, maka ia terancam sanksi pidana penjara paling singkat satu
              tahun dan paling lama empat tahun dan/atau denda paling sedikit 100 juta dan paling banyak
              400 juta.

              Soal pertanggungjawaban tindak pidana, Harun melihat wilayah UU Cipta Kerja adalah hukum
              pidana  khusus.  "Karena  wilayah  UU  Cipta  Kerja  adalah  hukum  pidana khusus,  maka  subyek
              hukum  pidana  itu  berupa  orang  per  orangan  dan  perkumpulan  atau  badan  hukum,  atau
              korporasi," terangnya.




                                                           143
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149