Page 147 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2020
P. 147

ANGGOTA DPR: IMPLEMENTASI UU CIPTAKER HARUS DIKAWAL BERSAMA

              Jakarta - Anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus menilai implementasi UU No 11 tahun 2020
              tentang  Cipta  Kerja  (Ciptaker)  harus  dikawal  bersama  sehingga  dapat  mempercepat  arus
              investasi ke dalam negeri.

              Menurut Guspardi, melalui kemudahan perizinan dan revisi pada beberapa aturan dalam UU akan
              membuat semakin menariknya investasi dilakukan di Indonesia.

              "Saat ini, modal untuk berinvestasi di Indonesia masih mahal, namun hasilnya sedikit. Birokrasi
              yang tidak efisien, biaya logistik yang tinggi, pengadaan lahan yang rumit, serta regulasi yang
              tumpang tindih menjadi halangan bagi investor untuk berinvestasi di Indonesia," kata Guspardi
              dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

              Hal itu dikatakan Guspardi dalam webinar bertajuk "Polemik Penerapan UU Cipta Kerja" yang di
              selenggarakan Pasca Sarjana Uhamka, Kamis (24/12). Guspardi pun tidak menampik jika UU
              "sapu jagat" Ciptaker memiliki kelemahan namun nilai positif dari Ciptaker juga tidak sedikit.

              Dia menilai ada banyak kemudahan-kemudahan untuk dunia bisnis, termasuk untuk UMKM di
              dalamnya,  seperti  legalitas  usaha  yang  dulu  sulit  didapat  sekarang  akan  dipermudah  dan
              disederhanakan  serta  pemberian  sertifikat  halal  gratis  dari  pemerintah  kepada  UMKM  dan
              berbagai kemudahan lainnya.

              Anggota Komisi II DPR RI itu juga menjelaskan terkait persoalan yang menjadi polemik dalam
              penerapan  UU  Ciptaker,  seperti  pemangkasan  kewenangan  daerah  yaitu  pemerintah
              provinsi/kabupaten/kota.

              "Tentang  apa  yang  diinterpretasi  sebagai  pemangkasan  kewenangan  daerah,  saya  pikir  itu
              sebenarnya adalah upaya penyelarasan pusat dan daerah. Jadi, nanti pemerintah melalui PP
              akan mendelegasikan kewenangan kepada provinsi/kabupaten/kota," ujarnya.

              Politisi PAN itu juga menjelaskan berdasarkan data dari International Finance Corporation (IFC)
              pada  tahun  2019  Indonesia  masih  menempati  peringkat  73  dari  180  negara  Ease  of  Doing
              Business (EODB ) atau kemudahan berusaha.

              Dia menilai, melalui penerapan UU Ciptaker, ditargetkan Indonesia dapat meningkatkan menjadi
              40 dunia setelah diterapkan UU Cipta kerja ini.

              "Strategi  perbaikan  EODB  akan  dilakukan  melalui  komitmen  pemerintah  dalam  perbaikan
              peringkat seluruh indikator, pengawalan implementasi perbaikan kemudahan berusaha, serta
              sosialisasi dan diseminasi kebijakan," katanya.

              Guspardi menilai, pandemi COVID-19 telah meluluhlantakkan perekonomian dunia, pertumbuhan
              ekonomi global mengalami penurunan pada TW II 2020.

              Dampak negatif pada perekonomian indonesia, pertumbuhan ekonomi indonesia pada Q3 turun
              sebesar 3,49 persen, selanjutnya, FDI Global turun 49 persen sepanjang Semester I 2020, dan
              realisasi PMA di Indonesia pada Januari-September turun 5,1 persen.

              "Untuk itu diperlukan berbagai masukan dari berbagai elemen bangsa untuk menyikapi secara
              kritis terkait polemik penerapan UU model Omnibuslaw yang telah disahkan pemerintah dan DPR
              itu," ujarnya.

              Dia mendorong agar sikap kritis tersebut diwujudkan dalam kajian yang matang untuk dijadikan
              sebagai rekomendasi terhadap pemerintah agar Ciptaker bisa diterapkan dengan baik sehingga
              kehadiran UU tersebut benar-benar dirasakan dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.


                                                           146
   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152