Page 14 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 OKTOBER 2020
P. 14

UU CIPTA KERJA MENJADI 1.035 HALAMAN

              Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR RI, Indra Iskandar, mengonfirmasi bahwa jumlah halaman draf
              omnibus law UU Cipta Kerja telah bertambah 130 halaman dibanding saat disahkan di Rapat
              Paripurna DPR.

              Indra mengatakan, draf omnibus law UU Cipta Kerja yang sudah final berjumlah 1.035 halaman,
              berbeda 130 halaman dari draf yang dibahas dalam Rapat Paripurna pada 5 Oktober lalu yang
              mana hanya 905 halaman.

              "Iya, itu yang dibahas terakhir yang surat 1.035 [halaman]. Itu! yang terakhir dibahas sampai
              kemarin," kata Indra kepada wartawan lewat pesan singkat, Senin (12/10).

              Indra mengatakan draf UU Ciptaker yang berisi 905 halaman merupakan yang dibahas dalam
              Rapat  Paripurna  pada  Senin  (5/10)  lalu.  Menurutnya,  draf  tersebut  merupakan  basis  yang
              formatnya belum dirapikan. Draf UU Ciptaker kemudian menjadi 1.035 halaman setelah dirapikan
              dan diperbaiki terhadap kata-kata yang salah ketik. "Kemarin kan spasinya belum rata semua,
              hurufnya segala macam. Nah, sekarang sudah dirapikan."

              Meskipun ada pembengkakan, Indra memastikan tidak ada perubahan substansi UU Cipta Kerja
              dalam draf yang bertambah 130 halaman itu. Hanya sekadar format yang dirapikan. "Enggak
              ada.  Itu  hanya  typo dan  format.  Kan  format dirapikan  kan jadinya  spasi-spasinya  terdorong
              semuanya halamannya," ucapnya.

              Hingga  saat  ini,  draf  tersebut  masih  dalam  tahap  finalisasi,  sehingga  belum  dikirimkan  ke
              Presiden Jokowi. Menurut Indra, draf berjumlah 1.035 dan memuat kolom untuk ditandatangani
              Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin itu akan dikirim ke Presiden Jokowi pada Rabu (14/10) besok.
              "Jadi yang disebut tujuh hari adalah tujuh hari hari kerja. Nah, tujuh hari kerja itu adalah hari
              Rabu, bukan Sabtu |dan] Minggu enggak dittitung. Nah, yang disebut di dalam UU itu tujuh hari
              kerja mulai Rabu, bukan hari ini. Belum [dikirim ke Presiden]," tuturnya.
              Sebelumnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta pemerintahan Jokowi membuka akses
              terhadap draf final UU Ciptaker yang disahkan pada Senin (5/10). Hal tersebut diungkapkan PKS
              dalam akun - PKSejahtera diTwitter, Sabtu (10/10). Dalam cuitannya, DPP PKS meminta draf
              final tersebut dibuka ke publik untuk mengurangi kesalahpahaman.
              "Draft  final  UU  Ciptaker  yang  disahkan  di  paripurna  lalu  belum  juga  dapat  diakses  publik
              termasuk anggota dewan. Oleh sebab itu FPKS DPR RI mengirimkan surat resmi untuk meminta
              draft UU tersebut," cuit akun PKS, dikutip Minggu (11/10).

              Desakan serupa juga disampaikan oleh Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI)
              Herzaky Mahendra Putra. Menurutnya, ketiadaan akses publik terhadap naskah final UU Ciptaker
              telah menyebabkan kontroversi dan polarisasi. "Ketiadaan akses publik terhadap naskah final UU
              Cipta Kerja telah menyebabkan kontroversi dan polarisasi. Sehingga pemerintah harus segera
              membuka akses final UU Cipta Kerja ke masyarakat," kata Mahendra.

              Tanggapan Buruh

              Terkait adanya penambahan halaman. pada draf UU Cipta Kerja tersebut, Ketua Umum Federasi
              Buruh Lintas Pabrik (FBLP) Jumisih menilai hal itu sebagai sesuatu yang konyol. "Itu konyol
              banget, kita dipingpong," kata Jumisih, Senin (12/10)

              Jumisih mengatakan, munculnya draf versi baru tersebut justru membuat masyarakat bingung.
              Sebaliknya, kemunculan draf versi baru itu justru menandakan ada proses yang diabaikan oleh
              pemerintah dan DPR saat merancang maupun memperbaiki UU Cipta Kerja. "Bagaimana kita
              mau berposisi, situasi terus berubah-ubah itu menunjukkan ada apa? Kita kan curiga," ucap dia.

                                                           13
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19