Page 26 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 OKTOBER 2020
P. 26

TERDAMPAK PANDEMI, UMK 2021 JANGAN TURUN

              Berapa  upah  minimum  kabupaten/kota  (UMK)  Surabaya  2021?  Jawabannya  masih  dalam
              pembahasan. Pemkot Surabaya melalui dinas tenaga kerja (disnaker) terus berkoordinasi dengan
              pihak terkait yang tergabung dalam dewan pengupahan

              Kabid Hubungan Industrial, Syarat Kerja, dan Jamsostek Disnaker Surabaya Rizal Zainal Arifin
              menyatakan  belum  bisa  memprediksi  angka  UMK  Kota  Surabaya  tahun  depan.  Juga  apakah
              nilainya akan naik dari UMK 2020, tetap, atau bahkan turun mengingat kondisi pandemi Covid-
              19 yang melanda Kota Pahlawan.

              "Prinsipnya, kami masih menunggu rilis pertumbuhan ekonomi dan inflasi dari pusat,' kata Rizal
              Zainal kemarin (12/10).

              Sebanyak  46  anggota  dewan  pengupahan  Kota  Surabaya  mulai  bergerak.  Salah  satunya
              melakukan  survei  kebutuhan  hidup  layak  (KHL)  di  tiga  pasar.  Meliputi  Pasar  Soponyono  di
              wilayah Rungku t, Pasar Tandes, dan Pasar Wonokromo.

              Tim dewan pengupahan sudah turun sampai dua kali selama Agustus sampai September. Survei
              akan dilakukan lagi hari ini (13/10) sampai Rabu besok (14/10). "Survei KHL tetap dilakukan
              sebagai pembanding,' jelas Kasi Syarat Kerja dan lamsostek Disnaker

              Dian Asmarani.

              Penentuan UMK memang sudah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78/2015
              tentang Pengupahan. Namun, survei KHL, kata Dian, tetap dilakukan sebagai pembanding harga-
              harga di pasar. Sebab, 60 komponen kebutuhan yang masuk daftar survei adalah kebutuhan
              dasar  warga.  Itu  harus  disesuaikan  dengan  kemampuan  warga.  "Harga  memang  cenderung
              stabil. Banyak komponen yang naik, juga ada yang turun," jelasnya.
              Pemkot berharap penetapan UMK Surabaya 2021 mengakomodasi aspirasi kedua pihak. Yaitu,
              kalangan  buruh  dan  pengusaha.  Angka  yangdite  tapkan  jangan  sampai  merugikan  pekerja,
              tapisekaligustidakmem-beratkan pengusaha Apalagi dalam kondisi pandemi virus korona seperti
              saatinl "Prinsipnya, jangan sampai UMK mengalami penurunan. Karena idealnya kari naik terus,"
              imbuhnya.

              Solikin, anggota dewan pengupahan Surabaya dari unsur buruh, menyampaikan bahwa secara
              manusiawi, angka UMK 2021 memang harus naik. Dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini,
              lanjut dia, buruh menjadi pihak yang paling terdampak. Terjadi penurunan daya beli. Di sisi lain,
              pendapatan mereka juga berkurang karen a kemampuan produksi perusahaan turun. 'Buruh
              dalam kondisi tertekan. Jadi, tidak manusiawi kalau gaji mereka turun. Idealnya ya naik' ujar
              Solikin.

              Pihaknya  belum  bisa  menyebut  usulan  versi  angka  UMK  2021.  Dia  sepakat  dengan  sikap
              pemerintah agar semua pihak menunggu data pertumbuhan ekonomi dan angka inflasi yang
              akan  dirilis  Badan  Pusat  Statistik  (BPS).  Bahkan  bisa  jadi,  kata  dia,  pemerintah  akan
              mengeluarkan  sistem  pengupahan  baru  yang  menggantikan  PP  Nomor  78/2015  tentang
              Pengupahan. Sebab, regulasi tersebut sudah berlaku selama lima tahun dan butuh peninjauan
              baru. "Kita tunggu saja. Mungkin tanggal 1 November sudah muncul nilainya untuk diusulkan ke
              provinsi," kata sekretaris DPC Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Surabaya itu.

              Di  bagian  lain,  pengusaha  yang  tergabung  dalam  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)
              meminta  pemerintah  cermat  dalam  menentukan  besaran  UMK  2021.  Wakil  Ketua  Dewan
              Pemimpinan Provinsi (DPP) Apindo Jatim Tri Andi Suprihartono mengatakan, semua pihak harus
              melihat dampak pandemi pada semua bidang perekonomian.


                                                           25
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31