Page 297 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 OKTOBER 2020
P. 297

memberikan pandangan. Di tengah perdebatan itu, Benny K Harman menyatakan Demokrat juga
              walk out dari pembahasan RUU Ciptaker. Di hari itu juga DPR mengesahkan menjadi UU.
              Sejak  resmi  menjadi  UU,  sejauh  ini  DPR  belum  mengeluarkan  draf  final.  Politikus  Partai
              Demokrat, Syarief Hasan, mendesak agar draf itu segera dikeluarkan. Sejauh ini alasan diketahui,
              DPR masih memperbaiki. Padahal secara aturan itu tidak diperbolehkan.

              "Harusnya kalau sudah diketuk, ya sudah apapun adanya, itu yang harus dibawa. Enggak boleh
              ada perbaikan ketik dan sebagainya," kata dia kepada merdeka.com.

              Sekretaris  Jenderal  DPR  RI  Indra  Iskandar  mengatakan,  dalam  tata  tertib  DPR  tidak  ada
              kewajiban  draf  RUU  yang  akan  disahkan  diberikan  kepada  anggota  dalam  rapat  paripurna.
              Sebab,  rapat  paripurna  bukan  lagi  pembahasan  substansi  RUU  melainkan  pengambilan
              keputusan entah setuju atau tidak setuju. Indra memastikan, pengesahan RUU Cipta Kerja sudah
              sesuai tata tertib DPR.

              Saat ini proses draf UU Cipta Kerja masih dirapikan. Setelah rampung, maka akan diserahkan ke
              presiden agar diundangkan. Kemudian disampaikan ke publik. DPR memiliki batas waktu selama
              30 hari. Namun, Indra mengatakan, tidak ada perubahan substansi dalam finalisasi draf. "Format
              aja. Jadi kalau untuk substansi sudah selesai di tingkat satu dan di catatan di Bamus," ucap
              Indra.
              Sejak Presiden Jokowi berbicara di DPR pada 20 Oktober 2019, bahasan Omnibus Law sudah
              disinggung. Aturan itu diyakini mampu menggenjot daya saing ekonomi nasional lebih baik lagi.

              Demi mewujudkan itu, pemerintah berupaya mengebut pembahasan RUU Cipta Kerja di bawah
              komando Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Tak hanya membentuk
              satuan khusus, Airlangga yang juga Ketua Umum Golkar itu turut melakukan komunikasi politik
              ke partai politik. Dua partai penolak Omnibus Law, PKS dan Demokrat, kala itu juga didatangi
              langsung.
              Pertemuan Airlangga dan petinggi Demokrat berlangsung pada 5 Maret 2020, di Cikeas. Kala itu,
              Jabatan Ketum Partai berlambang mercy masih dipegang oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
              Datang sebagai Ketua Umum Golkar, Airlangga tak hanya membahas pilkada. Dalam percakapan
              dengan Presiden ke-6 RI itu, dia juga memperkenalkan RUU Cipta Kerja.
              Menurut Syarief Hasan, Airlangga memang sempat menyinggung RUU Cipta Kerja kala bertemu
              SBY.  Hanya  saja  saat  itu  Demokrat  belum  menyampaikan  sikap  tegas.  Sebab,  belum
              mendapatkan draft RUU sebagai bahan pertimbangan.

              Syarief yang saat itu menjabat Wakil Ketua Umum Demokrat, mengaku tidak ada pembicaraan
              serius soal RUU Cipta Kerja. Airlangg hanya menyampaikan omnibus law secara garis besar.
              Demokrat  pun  belum  menyampaikan  pandangan.  Hanya  saja,  SBY  meminta  agar  RUU  itu
              sebaiknya disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat.
              "Jadi  kita  tidak  ada  pembicaraan  yang  lebih  mendetail.  Hanya  mengutarakan  maksud  dari
              omnibus law itu. Kita hanya mendengar. Kita enggak punya pandangan. Karena naskahnya kita
              belum punya," dia menjelaskan.

              Sedangkan kepada PKS, Airlangga menyampaikan soal Omnibus Law ketika PKS masih dipimpin
              Sohibul Iman. Bahkan setelah tanggal 5 Oktober 2020 disahkan menjadi UU Ciptaker, Airlangga
              langsung menghubungi bekas presiden PKS tersebut.

              Itu  diakui  Bukhori.  Meski  tidak  secara  detail  dia  tahu  soal  lobi-lobi  politik  yang  dilakukan
              pemerintah. Lagi pula saat ini UU Ciptaker sudah disahkan dan PKS pun tetap pada posisi yang
              mempersoalkan pengesahan RUU tersebut.

                                                           296
   292   293   294   295   296   297   298   299   300   301   302