Page 19 - Microsoft Word - MAKALAH_UAS_MARIA_LEDIANA_LAMUT[1]
P. 19
hilang pada tahun 1949 - muncul periode kacau yang berkepanjangan dalam
politik dan masyarakat Indonesia antara tahun 1949 dan 1967. Dengan musuhnya
hilang, tiba-tiba semua perbedaan mendasar antara rakyat Indonesia muncul ke
permukaan yang kemudian mengakibatkan pemberontakan (PRRI di Sumatra dan
Semesta di Sulawesi), panggilan untuk separatisme (Aceh dan Maluku), dan
panggilan untuk mendirikan negara Islam (Darul Islam). Hanya ketika sebuah
rezim otoriter yang baru, yaitu Orde Baru Suharto, mengambil kendali, kekacauan
tersebut jadi hilang (dan, sama seperti waktu penjajahan Belanda, dengan
mengorbankan hak asasi manusia).
Maka demi kepentingan nasionalisme (untuk menjaga kesatuan
Indonesia), pemerintah Indonesia (pas setelah kemerdekaan) sengaja tidak
menyebutkan (misalnya dalam buku-buku sekolah) bahwa daerah-daerah dan
pulau-pulau masing-masing tidak memiliki sejarah yang sama dalam konteks
penjajahan.
2. Persepsi Belanda
Belanda juga punya cukup banyak alasan untuk menggambarkan sejarah
kolonial yang berbeda dengan kenyataan. Soalnya Belanda selama beberapa
dekade terakhir adalah salah satu negara yang menekankan pentingnya hak asasi
manusia (HAM). Masalahnya sikap ini sangat tidak cocok dengan sejarah
kolonialnya yang penuh dengan pelanggaran HAM di Nusantara (beserta di
Suriname). Oleh karena itu, kekerasan yang dilakukan dalam sejarah kolonialnya
tidak disebutkan di buku-buku sekolah yang dibaca murid-murid Belanda di