Page 14 - Microsoft Word - MAKALAH_UAS_MARIA_LEDIANA_LAMUT[1]
P. 14
Pada awalnya, pemerintah kolonial Belanda mengizinkan pendirian gerakan-gerakan
politik lokal namun ketika ideologi Indonesia diradikalisasi pada tahun 1920an (seperti
yang tampak dalam pemberontakan-pemberontakan komunis di Jawa Barat dan
Sumatra Barat di tahun 1926 dan 1927) pemerintah kolonial Belanda mengubahkan
kebijakannya. Sebuah rezim yang relatif toleran digantikan dengan rezim represif yang
menekan semua tindakan yang diduga subversif. Rezim represif ini justru
memperparah keadaannya dengan meradikalisasi seluruh gerakan nasionalis
Indonesia. Sebagian dari para nasionalis ini mendirikan Partai Nasionalis Indonesia
(PNI) pada tahun 1927 sebagai sebuah reaksi terhadap rezim yang represif. Tujuannya
adalah mencapai kemerdekaan penuh untuk Indonesia.
Peristiwa penting lainnya bagi nasionalisme Indonesia adalah Sumpah Pemuda
pada tahun 1928. Pada kongres yang dihadiri organisasi-organisasi pemuda ini, tiga
idealisme diproklamasikan, menyatakan diri memiliki satu tanah air, satu bangsa dan
satu bahasa. Tujuan utama dari kongres ini adalah mendorong persatuan antara kaum
muda Indonesia. Di dalam kongres ini lagu yang kemudian menjadi lagu kebangsaan
nasional (Indonesia Raya) dikumandangkan dan bendera nasional di masa
kemerdekaan (merah-putih) dikibarkan untuk yang pertama kalinya. Pemerintah
kolonial Belanda bertindak dengan melakukan aksi-aksi penekanan. Para pemimpin
nasionalis muda, seperti Sukarno (yang di kemudian hari menjadi presiden pertama
Indonesia) dan Mohammad Hatta (wakil presiden Indonesia yang pertama) ditangkap
dan diasingkan.
2.6 Invasi Jepang ke Hindia Belanda