Page 11 - Microsoft Word - MAKALAH_UAS_MARIA_LEDIANA_LAMUT[1]
P. 11
Semakin banyak suara terdengar di Belanda yang menolak sistem Tanam Paksa
dan mendorong sebuah pendekatan yang lebih liberal bagi perusahaan-perusahaan
asing. Penolakan sistem Tanam Paksa ini terjadi karena alasan kemanusiaan dan
alasan ekonomi. Pada 1870 kelompok liberal di Belanda memenangkan kekuasaan di
parlemen Belanda dan dengan sukses menghilangkan beberapa ciri khas sistem Tanam
Paksa seperti persentase penanaman beserta keharusan menggunakan lahan dan tenaga
kerja untuk hasil panen dengan tujuan ekspor.
Kelompok liberal ini membuka jalan untuk dimulainya sebuah periode baru dalam
sejarah Indonesia yang dikenal sebagai Zaman Liberal (sekitar 1870-1900). Periode ini
ditandai dengan pengaruh besar dari kapitalisme swasta dalam kebijakan kolonial di
Hindia Belanda. Pemerintah kolonial pada saat itu kurang lebih memainkan peran
sebagai pengawas dalam hubungan antara pengusaha-pengusaha Eropa dengan
masyarakat pedesaan Jawa. Namun, walau kaum liberal mengatakan bahwa
keuntungan pertumbuhan ekonomi juga akan mengucur kepada masyarakat lokal,
keadaan para petani Jawa yang menderita karena kelaparan, kurang pangan, dan
penyakit tidak lebih baik di Zaman Liberal dibandingkan dengan masa sistem Tanam
Paksa.
Abad ke-19 juga dikenal sebagai abad ekspansi karena Belanda melaksanakan
ekspansi geografis yang substantial di Nusantara. Didorong oleh mentalisme
imperialisme baru, negara-negara Eropa bersaing untuk mencari koloni-koloni di luar
benua Eropa untuk motif ekonomi dan status. Salah satu motif penting bagi Belanda
untuk memperluas wilayahnya di Nusantara - selain keuntungan keuangan - adalah