Page 15 - Microsoft Word - MAKALAH_UAS_MARIA_LEDIANA_LAMUT[1]
P. 15

Penjahah  Belanda  cukup  kuat  untuk  mencegah  nasionalisme  Indonesia  dengan

                         cara  menangkap  para  pemimpinnya  dan  menekan  organisasi-organisasi  nasionalis.


                         Namun  para  penjajah  tidak  bisa  menghapuskan  sentimen  nasionalisme  yang  telah

                         tertanam  di  hati  bangsa  Indonesia.  Orang-orang  Indonesia,  di  sisi  lain,  tidak  cukup


                         kuat untuk melawan pemimpin kolonialis dan karenanya membutuhkan bantuan dari

                         luar untuk menghancurkan sistem kolonial.




                              Pada  Maret  1942,  tentara  Jepang,  dibakar  semangatnya  oleh  keinginan  akan

                         minyak,  menyediakan  bantuan  tersebut  dengan  menduduki  Hindia  Belanda.  Walau

                         pada awalnya disambut sebagai pembebas oleh penduduk pribumi Indonesia, mereka


                         segera  mengalami  kesengsaraan  di  bawah  penjajahan  Jepang:  kekurangan  makanan,

                         pakaian  dan  obat  beserta  kerja  paksa  di  bawah  kondisi  yang  menyiksa.  Kurangnya


                         makanan  terutama  disebabkan  oleh  administrasi  yang  tidak  kompeten,  dan  ini

                         mengubahkan  Jawa  menjadi  sebuah  pulau  penuh  kelaparan.  Orang-orang  Indonesia


                         bekerja  sebagai  buruh  paksa  (disebut romusha)  ditempatkan  untuk  bekerja  dalam

                         proyek-proyek konstruksi yang padat karya di Jawa.



                              Waktu Jepang mengambil alih Hindia Belanda para pejabat Belanda ditempatkan


                         dalam  kamp-kamp  tawanan  dan  digantikan  dengan  orang-orang  Indonesia  untuk

                         mengerjakan  tugas-tugas  kepemerintahan.  Tentara  Jepang  mendidik,  melatih  dan


                         mempersenjatai banyak kaum muda Indonesia dan memberikan suara politik kepada

                         para  pemimpin  nasionalis.  Ini  memampukan  para  pemimpin  nasionalis  untuk


                         mempersiapkan  masa  depan  bangsa  Indonesia  yang  merdeka.  Pada  bulan-bulan

                         terakhir sebelum penyerahan diri Jepang, yang secara efektif mengakhiri Perang Dunia
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20