Page 134 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 134

Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan


                                         BAB II
                   SIKAP TERHADAP OBJEK PENGHORMATAN









            MENURUT ajaran Buddha, ketika seorang biksu berada di hadapan
            objek  suci  dan  ketika  menghampiri  guru-guru  terhormat,  dia
            seyogianya  bertelanjang  kaki  kecuali  jika  sedang  sakit.  Dia  tidak
            diperkenankan memakai sandal di hadapan gurunya atau di hadapan
            objek suci, dan dia harus selalu membiarkan bahu kanannya terbuka,
            sedangkan  bahu  kiri  ditutupi  jubah,  dan  tidak  memakai  topi.  Dia
            diperkenankan  berjalan  (mengenakan  sandal  dan  sebagainya)  di
            tempat lain tanpa melanggar jika mendapat izin (dari gurunya). Di
            daerah  dingin,  seorang  biksu  diperkenankan  memakai  sandal  kecil
            atau  sepatu  lain  yang  sesuai  dengan  musim.  Daerah-daerah  yang
            terletak  pada  garis  lintang  yang  berbeda  mempunyai  cuaca  yang
            sangat berbeda.


                 Dalam  mengikuti  ajaran  Buddha,  adanya  sedikit  perubahan
            dalam beberapa aturan adalah diperkenankan. Masuk akal jika untuk
            sementara  kita  diperkenankan  mengenakan  lebih  banyak  pakaian
            pada bulan-bulan di musim dingin untuk melindungi tubuh, tetapi
            selama  musim  semi  dan  musim  panas,  kita  seharusnya  mengikuti
            aturan Vinaya.  Tidak diperkenankannya mengitari stupa suci sambil
                          3
            memakai sandal, sudah diajarkan secara jelas dari awal.

                 Sejak  dulu  telah  diajarkan  bahwa  seorang  biksu  tidak
            diperkenankan memasuki cetiya (tempat pemujaan) sambil memakai





            3  Vinaya adalah sila-sila dan aturan-aturan yang dibabarkan oleh Buddha.
            Keseluruhannya  disebut  Vinaya  Pitaka.  Teks  Vinaya  berbahasa  Pali
            diterbitkan oleh Prof. Oldenberg (1879).


                                            120
   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139